KisahSyekh Abu Yazid Al-Busthami dengan muridnya Di samping seorang sufi, Syekh Abu Yazid juga adalah pengajar tasawuf. Di antara jamaahnya, ada
Selama tiga puluh tahun aku mencari Tuhan. Tapi ketika saya melihat dengan hati-hati saya menemukan bahwa pada kenyataannya Tuhan adalah pencari dan saya yang dicari. *** Melupakan diri Keakuan diri adalah mengingat Tuhan. *** Musa ingin melihat TuhanSaya tidak ingin melihat Tuhan *** Aku tidak pernah melihat cahaya yang bersinar lebih cemerlang dari pada cahaya keheningan. *** Saya tidak ingin berkehendak, karena kehendak saya tanpa nilai, karena saya tidak tahu apa-apa. Oleh karena itu, pilihlah untukku apa yang terbaik bagiMu dan jangan meletakkan kebinasaanku dalam memilih otomasi dan kebebasanku. *** Hal yang kita katakan tidak akan pernah bisa ditemukan dengan mencari, namun hanya pencari yang menemukannya. *** “Saya telah bermujahadah beribadah sungguh-sungguh selama 30 tahun. Tidak ada yang paling berat bagiku selain mempelajari ilmu dan mengamalkannya. Kalau bukan karena perbedaan para ulama, pasti saya akan tetap mendalaminya. Perbedaan pendapat para ulama adalah rahmat kecuali dalam masalah tauhid.” Dikatakan pula bahwa Abu Yazid tidak meninggalkan dunia kecuali dia telah mengkhatamkan Al-Qur’an seluruhnya. *** Pernah ditanyakan tentang awal taubat dan kezuhudannya, lalu dijawab, “Zuhud tidak mempunyai kedudukan.” Ditanyakan lagi, “Mengapa?” Jawabnya, “Karena ketika saya berzuhud selama tiga hari, pada hari keempatnya saya keluar dari zuhud. Hari pertama saya zuhud dari dunia dan seisinya, pada hari kedua saya zuhud dari akhirat dan seisinya, pada hari ketiga saya zuhud dari apa saja selain Allah. Maka pada hari keempat tiadalah yang tersisa selain Allah, lalu saya menemukan suatu kesimpulan pengertian. Tiba-tiba saya mendengar suara bisikan yang mengatakan, “Wahai Abu Yazid, tidak ada rasa takut orang yang bersama kami.” Saya pun menimpalinya, Inilah yang saya inginkan. Datanglah suara berikutnya yang mengatakan, 'Kamu telah menemukan, kamu telah menemukan.' *** Pernah ditanyakan, “Penghalang apa yang paling berat dalam melalui jalan menuju Allah?” Jawabnya, “Saya tidak dapat menerangkannya.” Ditanyakan lagi, “Usaha apakah yang paling ringan untuk menghindari nafsu?” Jawabnya, “Kalau ini saya dapat menerangkan. Saya pernah mengajak hawa nafsuku untuk taat pada Allah SWT., namun ia menolaknya, lalu saya jauhi air berpuasa selama setahun.” *** Jika kamu melihat seorang yang telah diberi keramat sampai ia bisa terbang di udara sekalipun, maka janganlah tertipu dengannya, sehingga kamu dapat menilai kesungguhannya dalam melaksanakan perintah dan larangan Allah, dalam menjaga batas-batas hukum Allah, dan dalam melaksanakan syariat Allah. *** Pamanku, Al-Busthami pernah menceritakan dari ayahnya. Dia mengatakan, "Di suatu malam pernah Abu Yazid pergi ke suatu markas tempat untuk berdzikir di tempat itu, namun sampai pagi ia tidak dapat berdzikir. Saya tanyakan sebabnya, lalu dijawab, Saya teringat sebuah kata ketika saya masih kecil yang kata ini berputar-putar terus di lidahku, sehingga saya malu untuk berdzikir kepada Allah’." Risalah Qusairiyah Karangan Imam Abul Qasim Abdul Karim Hawazin Al Qusyairi An Naisaburi
Untukmengaksesnya, kita bisa naik bus jurusan Mashad dan turun di terminal Shahrood. Dari sana, kita dapat menumpang taksi menuju Bashtom dimana Syekh Yazid dikebumikan. Waktu tempuh Tehran-Shahrood adalah sekitar 5 jam. Makam Syekh Yazid sudah menjadi destinasi utama peziarah di kota Bashtom. Bangunannya terletak di sebuah kompleks
Oleh Nur Kholik Ridwan Abu Yazid al- Busthami w. 264 H./877 M. adalah salah satu penerus tarekat Imam Ja’far ash-Shodiq yang dipercayai dengan metode barzakhi, dari dua jalur tarekat tarekat Sayyiduna Abu Bakar menjadi Naqsyabandiyah dan tarekat Imam Ali cabang sanad Syathariyah. Baca Tarekat dan Pemberontakan Rakyat Baca Masyayikh Tarekat 1 Abu Bakar ash-Shiddiq Al-Munawi dalam al-Kawakibud Durriyyah menyebut Abu Yazid sebagai “yang paling terkenal di antara yang disebut, yang paling ma’rifat di antara orang-orang yang berma’rifat. Beliau adalah nadiratu zamanih, dalam hal ahwal, anfas, kewira’ian, ilmu, zuhud, taqwa, dan keintiman kepada Allah. Nahik dengan mengutip al-Khawafi, menyebutnya sebagai Sulthanul `Arifin, dan Ibnu `Arobi menamainya dengan Abu Yazid al-Akbar.” Faridhudin al-Athar dalam Tadzkiratul Auliya’, menyebut namanya sebagai Abu Yazid Thaifur bin `Isa bin Surusyan al-Bisthami. Menurut versi Abdurrahman Jami dalam Nafahat al-Uns, beliau lahir di Bistham, tahun 188 H. 808 M.. Daerah Bistham, menurut Muhammad Ahmad Darniqah dalam ath-Thariqah an-Naqsyabandiyah wa A’lamuha, masuk wilayah Khurasan. Ayahnya seorang pedagang terpandang, dan kakeknya penganut Zoroastrian yang masuk Islam; tetapi dalam versi Abdurrahman Jami dalam Nafahat al-Uns, agama kakeknya disebut Yahudi dan kemudian masuk Islam. Abdurrahman Jami, menyebutkan, awalnya Abu Yazid adalah ahli jadal, sampai dia dianugerahi kewalian, dan ia pun tidak mau menampakkan keahlian debat itu lagi. Riwayat yang menceritakan kekeramatan Abu Yazid, disebut Fariduddin al-Athar di antaranya ketika masih kecil, ibunya memasukkan makanan yang syubhat ke mulut Abu Yazid, dan sang bayi selalu meronta, menangis, tidak mau diam sampai makanan itu dikeluarkan. Sejak kecil oleh ibunya disuruh belajar di sekolah Al-Qur’an. Beliau ber-khidmah dan melayani keperluan ibunya, dan kemudian berkelana selama 30 tahun dari satu daerah ke daerah lain. Tidak kurang dari 113 pembimbing spiritual telah ditemuinya. Baca Masyayikh Tarekat 2 Sayyiduna Salman al-Farisi Baca Masyayikh Tarekat 3 Al-Qosim bin Muhammad bin Abu Bakar Cerita pertemuan antara Abu Yazid al-Bisthami dan gurunya yang bernama Ash-Shodiq dituturkan oleh Tadzkiratul Auliya’ Ash-Shodiq mengatakan kepada Abu Yazid yang sedang duduk “Abu Yazid ambilkan buku dalam jendela!” Abu Yazid menyahut “Jendela yang mana?” Imam Ja’far ash-Shodiq berkata “Selama ini engkau selalu datang ke sini, dan engkau tidak pernah melihat jendela itu?” Abu Yazid berkata “Tidak pernah, guru. Apa urusanku dengan jendela. Ketika aku ada di hadapanmu, aku menutup mataku dari hal-hal lain. Aku datang kepadamu bukan untuk melihat-lihat.” Ash-Shodiq kemudian berkata “Kalau begitu, pulanglah ke Bistham, karena usahamu telah sempurna.” Dalam cerita itu ada pertemuan dialog antara Ash-Shodiq dan Imam Abu Yazid. Apakah ash-Shodiq di sini sebagai Imam Ja’far ash-Shodiq, tidak diberi keterangan oleh Fariduddin al-Athar. Akan tetapi semua biografi sufi tentang Abu Yazid tidak menceritakan angka lahirnya kecuali Jami yang menyebut angka tahun lahirnya 188 H. 808 M., dan terjadi jarak yang tidak mungkin, karena Imam Ja’far ash-Shodiq telah wafat sekitar tahun 148 H. 765 M.. Musykilat ini, kadang dibaca dalam silsilah sanad tarekat Imam Ja’far kepada Imam Abu Yazid, oleh sebagian orang yang tidak memahami ilmu tarekat, sebagai yang tidak mungkin. Musykilat itu, bisa dikompromikan dengan dua cara tahun-tahun yang menceritakan Abu Yazid ada yang perlu dikoreksi, tetapi untuk hal ini kecil bisa diterima, mengingat sejumlah biografi telah menyebutkan tahun wafat dan lahirnya, dan terpaut jarak yang agak jauh dengan Imam Ja’far ash-Shodiq; dan kedua, Abu Yazid dan Imam Ja’far bertemu secara uwaisy atau barzakhi, yang biasa terjadi dalam bimbingan sebagian para mahaguru sufi, dan hal ini yang bisa dipercayai. Hubungan barzakhi ini, dikemukakan juga oleh Martin van Bruinessen dalam buku Tarekat Naqsyabandiyah di Indonesia. Abu Yazid juga diceritakan dalam Tadzkiratul Auliya’, pernah naik haji dalam perjalanan, memakan waktu sampai selama 12 tahun karena di setiap tempat rumah ibadah yang ditemui, dia selalu membentangkan sajadahnya dan mendirikan shalat dua rakaat. Setelah sampai mengunjungi kota Madinah, ia mendapatkan perintah untuk ke Bistham, agar merawat ibunya, dan pada saat itu dia sudah diikuti oleh banyak murid. Baca Masyayikh Tarekat 4 Imam Jafar ash-Shodiq Disiplin tasawufnya dipuji oleh banyak mahaguru. Pencapaian tasawuf Imam Abu Yazid al-Bisthami, diakui Imam Junaid al-Baghdadi, sebagaimana dituturkan al-Hujwiri dalam Kasyful Mahjub, begini “Abu Yazid di antara kita berada pada tingkat yang sama seperti Jibril di antara para malaikat.” Selain keramat-keramatnya, kitab-kitab thabaqat sufi juga menceritakan mi’raj-nya Abu Yazid, dan di antara kita yang membahas dan menceritakan mi’raj-nya Abu Yazid adalah yang ditulis Abu Thalib al-Makki dalam Ilmul Qulub. Perkataan-perkataan Imam Abu Yazid dikutip para ulama sufi dan dijadikan pegangan, yang saya kutip dari al-Munawi dalam al-Kawakibud Durriyyah dan Abdul Wahab asy-Sya’roni dalam ath-Thobaqatul Kubra, di antaranya “Selama seorang hamba menyangka tentang kaum Muslimin bahwa mereka lebih jelek dari dirinya, maka dia seorang yang sombong.” Dia kemudian ditanya seseorang, kapan seseorang bisa menjadi khudhu’?” Abu Yazid menjawab “Apabila dia tidak melihat dirinya memiliki maqam dan hal, dan tidak melihat dalam ciptaan Allah lebih jelek dari dirinya.” “Di antara yang paling dahsyat menyebabkan para mahjubun dari Allah, ada tiga seorang zahid dengan kezuhudannya, seorang Abid dengan ibadahnya, dan seorang Alim dengan ilmunya. Seorang zahid itu walaupun mengetahui dunia seluruhnya, Allah menamakannya kecil apa yang dilakukan dengan kezuhudan di dunia itu. Seorang alim itu miskin, walau mengetahui semua apa-apa yang diberikan dari ilmu semuanya, itu hanyalah sebagian dari syathar wahid dari Lauh Mahfuzh, apa-apa yang terlihat karena ilmunya itu.” Dan Abu Yazid berkata “Berbahagialah, orang yang memiliki himmah yang tunggal, dan tidak sibuk hatinya dengan apa-apa yang terlihat oleh pandangannya, dan apa yang didengarkan oleh telinganya.” “Suatu malam aku menjulurkan kakiku di mihrab tempat sajadahku. Ketika itu ada suara misterius yang mengatakan “Orang yang bergaul dengan para raja, maka sebaiknya dia bergaul dengan etika yang baik.” “Perselisihan para ulama adalah rahmah, kecuali dalam masalah pemurnian tauhid. Aku telah ber-mujahadah selama 30 tahun dan selama kurun waktu itu aku tidak pernah menemukan hal yang lebih berat bagi seorang hamba melebihi ilmu dan mengamalkannya.” “Allah telah melepaskan beberapa kenikmatan dari hambanya agar dengan kenikmatan-kenikmatan yang dikurangi itu mereka kembali kepada Allah. Tapi anehnya mereka menyibukkan diri dengan kenikmatan-kenikmatan itu tanpa peduli lagi dengan Allah.” “Aku melihat Allah dalam mimpiku, aku lalu bertanya kepadanya Ya Tuhan, bagaimana saya dapat bertemu dengan-Mu.” Allah menjawab pertanyaanku itu dan mengatakan Berpisahkah dengan nafsumu dan kemarilah menemui-Ku.” Sebelum wafat, Abu Yazid ketika ajal akan diambil, Abdurrahman Jami dalam Nafahat al-Uns mengutip pernyataan Abu Yazid begini “Tuhanku aku tidak mengingat-Mu kecuali kelalaian, dan aku tidak berkhidmat melayanimu kecuali sejenak.” Jami juga menambahkan “Guru Abu Yazid al-Bisthami itu beretnis Kurdi, dan Abu Yazid berpesan “Kebumikan aku di kaki guruku, demi kehormatan sang guru.” Akan tetapi Jami tidak menyebutkan nama guru yang dimaksudkan itu. Menurut Jami dalam Nafahat al-Uns, Abu Yazid wafat di Bistham, pada tahun 261 H. 874 atau 234 H., yang sekarang masuk wilayah Simnan-Iran. N. Hanif dalam Bhiografical Encyclopaedia of Sufis Central Asia & Middle East 2002, menyebut Abu Yazid wafat tahun 820 M; Abdul Wahab asy-Sya’roni dalam Ath-Thabaqatul Kubra menyebut wafatnya tahun 261 H. 874 M.; sementara Fariduddin Athar mencatat tahun 261 H. 874 atau 264 H. M. 877. Setelah beliau wafat tarekat Imam Abu Yazid dinisbahkan kepada murid-muridnya dalam dua cabang penting Pertama, cabang yang menurunkan tarekat Naqsyabandiyah melalui muridnya yang terkenal bernama Syekh Abul Hasan al-Kharaqani w. 425 H./1034 M., dan mengambil silsilah guru sanad tarekat Abu Yazid sampai kepada Sayyiduna Abu Bakar, yang juga dipercayai secara barzakhi. Kedua, cabang murid yang nantinya menurunkan tarekat Syathariyah, melalui murid Abu Yazid yang bernama Muhammad al-Maghrabi, dan mengambil silsilah sanad guru tarekat Abu Yazid sampai kepada Imam Ali. Setelah Abu Yazid wafat, Abdurrahman Jami mengutip kisah tentang munculnya Abu Yazid dalam mimpi seseorang, dan dia ditanya “Apa yang Allah lakukan terhadap Anda? Abu Yazid berkisah menjawab “Aku ditanya, hai syekh apa yang engkau bawa itu?” Aku pun berkata “Jika datang seorang fakir di pintu Sang Raja, Dia tidak akan mengatakan kepadanya “Apa yang kamu bawa?” tetapi Dia berkata “Apa yang engkau inginkan?” Di kalangan sufi, beberapa pernyataan yang dinisbahkan kepada Abu Yazid setelah wafat, ada yang dhahir menimbulkan kerumitan, dan ditanggapi oleh beberapa sufi, paling tidak ada dua Pertama, dikemukakan Abdurrahman Jami dengan mengutip Syekhul Islam Abu Ismail Abdullah bin Muhammad al-Anshari al-Harawi bahwa pernyataannya itu dilihat sebagai “banyak orang berdusta menisbahkan hikayat dan aforisme sufi kepada Abu Yazid. Di antaranya yang berdusta itu adalah “Aku pergi, lalu kuberdirikan kemah di kedekatan Arsy”; Kedua, dikemukakan Syekh Abdul Wahab asy-Sya’roni dalam ath-Thobaqat al-Kubra dengan mengutip Abu Ali al-Juzajani, ketika ditanya tentang beberapa kalimat yang diriwayatkan dari Abu Yazid yang menimbulkan kerumitan, Abu Ali al-Juzajani mengatakan “Semoga Allah memberi rahmat kepada Abu Yazid. Kita menyerahkan sepenuhnya apa yang dikatakannya itu kepada Abu Yazid sendiri. Mungkin saja dia mengatakan semacam itu ketika dalam keadaan suka cinta kepada Allah, atau dalam kondisi tertekan. Siapa saja yang ingin meningkat ke maqam seperti maqam yang dicapai Abu Yazid, hendaknya ia melakukan mujahadah diri seperti yang dilakukan Abu Yazid. Saat itulah akan bisa dipahami apa yang dikatakan Abu Yazid.” Penulis adalah pengarang buku "Suluk dan Tarekat" AbuYazid Al-Busthami. Abu ‘Ali al-Farmadhi at-Tusi. Abul Hasan Ali al-Kharqani. Setelah faham mendengar kata-kata gurunya, Syaikh Ibnu ‘Atho’ pada kesempatan bertemu yang lain mendengar bahwa Syaikhnya berkata ingin menyontoh kitab Tahdzib yang hanya di miliki oleh putranya saja, Maka setelah pulang dari sowan Ibnu ‘Atho’ segera
Connection timed out Error code 522 2023-06-15 093250 UTC What happened? The initial connection between Cloudflare's network and the origin web server timed out. As a result, the web page can not be displayed. What can I do? If you're a visitor of this website Please try again in a few minutes. If you're the owner of this website Contact your hosting provider letting them know your web server is not completing requests. An Error 522 means that the request was able to connect to your web server, but that the request didn't finish. The most likely cause is that something on your server is hogging resources. Additional troubleshooting information here. Cloudflare Ray ID 7d79ce20f8151c9a • Your IP • Performance & security by Cloudflare
Namalengkapnya adalah Abu Yazid (Ba Yazid) Tayfur bin Isa bin Adam bin Sarusyan al-Bistami atau al-Bustami. Beliau lahir di Bistam atau Bustam sebuah kota ilmu pengetahuan dan budaya di Persia . Ketika beliau wafat kira-kira pada tahun 875 M/261H, diatas kuburannya didirikan sebuh Qubbah yang indah dan menjadi pusat ziarah para pecinta tasawuf. Para Sufi mengungkapkan yang dirasakannya ataupun pengalaman spiritualnya dengan menuliskannya dalam bentuk kitab-kitab, dari kitab-kitab meraka kita dapat mengambil pelajaran tentang Kata Mutiara Sufi yang penuh dengan makna dan pelajaran bagi kita. Kata Mutiara Sufi dari Abu Yazid Al-Busthami * Jangan tertipu dengan orang yang bisa berjalan di atas air atau duduk di atas udara. Tapi lihatlah bagaimana ia melaksanakan perintah-perintah Allah dan menghindari larangan-larangan-Nya. Sebab setan dapat bergerak dari Timur ke Barat dalam sekejap saja. * Pengikut sufi adalah anak-anak yang berada dala pengakuan yang Maha Benar Allah. * Puncak orang yang paling benar merupakan awal sifat-sifat kenabian dan tidak ada yang mengetahui akhir dari sifat-sifat kenabian itu. Kata Mutiara Sufi Abul Qosim Al-Junaid * Kamu tidak akan bisa mencapai hakekat “Ubudiyah” selama dirimu masih diperbudak oleh sesuatu selain Allah. * Untuk mengangkat derajat seseorang ke jenjang lebih tinggi, maka harus melalui empat masalah meskipun amal dan ibadahnya sedikit yaitu melalui kesempurnaan iman Budi pekerti yang baik; Merendahkan diri; Pemurah; Dan Sifat-sifat penyantun. * Rahmat Allah diberikan kepada orang fakir dalam tiga situasi Saat ia makan; Saat ia bicara; Saat ia mendengar. * Siapa saja yang menyebut asma Allah tanpa bersaksi dan diyakini Nya, maka kata yang diucapkan itu bohong belaka. * Kiranya tujuanmu menjalankan sholat jangan hanya melaksanakan kewajiban saja, tanpa adanya perasaan bangga bertemu dengan Allah. * Iblis tidak akan pernah menyaksikan Allah sekalipun sangat taatnya, sedang Nabi Adam tidak kehilangan persaksiannya kepada Allah sekalipun ia berbuat kemaksiatan. * Akan kuberikan ilmu yang kumiliki kepada siapapun, asal mereka mau memanfaatkan ilmu yang telah kuberikan itu. Imam Syafi’i * Jangan sampai ayam jantan lebih pandai darimu. Ia berkokok di waktu subuh, sedang kamu tetap lelap dalam tidur. Lukman Hakim. * Apabila secara kebetulan kamu menjadi orang yang dekat dengan penguasa, maka berhati-hatilah kamu seolah-olah kamu sedang berdiri di atas pedang yang tajam sekali. Imam Ghozali Aku tak suka memakai baju baru, hal itu kulakukan karena aku takut timbul iri hati tetangga-tetanggaku. Abu Ayub as-Sakhtayani. Andaikata seseorang mau memikirkan kebesaran Allah, maka ia takkan sampai hati untuk melakukan perbuatan perbuatan dosa. Bisyir Sifat rendah hati, yaitu taat dalam mengerjakan kebenaran dan menerima kebenaran itu yang datangnya dari siapapun. Fudlail bin Iyadl. Dalam shalatku selama 40 tahun, aku tak pernah lupa mendo’akan guruku yang bernama Imam Syafi’i. Itu kulakukan karena aku memperolah ilmu dari Allah lewat beliau. Yahya bin Said al-Qathan. Orang yang beramal tanpa didasari ilmu, maka amalnya akan sia-sia belaka, karena tidak diterima oleh Allah. Ibnu Ruslan. Orang yang mengerti ilmu fikih berarti ia bisa makrifat kepada Allah dengan ilmunya menyebabkan ia kenal kepada-Nya. Bahkan dengan ilmunya ia bisa mengajar orang lain sampai pandai. Syeikh Izzuddin bin Abdussalam. Jangan berteman yang hanya mau menemanimu ketika kamu sehat atau kaya, karena tipe teman seperti itu sungguh berbahaya sekali bagi kamu dibelakang hari.Imam Ghozali. Jika ada musuh yang bisa mendekatkan kamu kepada Allah, maka hal itu lebih baik dari pada teman akrab yang menjauhkan kamu dari Allah. Abul Hasan as-Sadzili. Orang yang bijak tidak akan terpeleset oleh harta, dan meski terpeleset, ia akan tetap mendapatkan pegangan. Abdullah bin Abbas. Berfikir sesaat sungguh lebih mengesankan ketimbang mengerjakan shalat sepanjang malam. Hasan Bashri. Hal-hal yang bisa menyebabkan badan lemah antara lain sebagai berikut Banyak makan makanan yang rasanya masam, sering bersedih, banyak minum air tetapi tidak makan sesuatu, serta sering melakukan hubungan $ek$u4l. Imam Ghazali. Barang siapa tidak mencintai untuk agama dan membenci untuk agama, maka ketahuilah bahwa sesungguhnya ia tidak memiliki agama. Abu Abdilah al- Shdiq. Berhati-hatilah dari berteman dengan Ulama yang bersikap tak peduli, pecinta ajaran sufi yang bodoh serta pemimpin-pemimpin yang lalai. Sahl bin Abdullah. Inginkan sesuatu dengan bakat yang kau miliki, dan jangan menginginkan sesuatu sesuai dengan nafsu atau seleramu. Lukman Hakim. Bagi orang berilmu yang ingin meraih kebahagiaan di dunia maupun di akhirat, maka kuncinya hendakalah ia mengamalkan ilmunya kepada orang-orang. Syaikh Abdul Qodir Jailani. Merenungkan tentang nikmat Allah sungguh merupakan salah satu ibadah yang utama. Umar bin Abdul Azis. Teman yang tidak membabantu kesulitan seperti halnya musuh. Tanpa saling membantu maka hubungan teman tak akan lama. Telah kucari teman sejati dalam setiap masa, akan tetapi usahaku itu siasia belaka. Imam Syafií. Sedikit makan, sedikit tidur, dan sedikit kesenangan merupakan ciri-ciri orang yang dicintai oleh Allah. Abu Bakar bin Abdullah Al-Muzani. Barang siapa senang menjadi pemimpin, maka ia tidak akan mendapat kemenagan untuk selama-lamanya. Fudhail bin Iyadh. Siapa yang pada hari ini hanya memikirkan dirinya sendiri maka pada esok iapun akan memikirkan dirinya saja. Lebih dari itu, siapa yang pada hari ini memikirkan Allah maka besok ia akan selalu memikirkan Allah pula. Abu Sulaiman. Bersikap sabar kepada kawan yang berbuat jelek kepadamu sungguh lebih baik dari pada mencacinya. mencaci lebih baik dari pada memutuskan talisilaturahmi. Dan memutuskan tali silaturahmi lebih baik dari pada bertengkar. Seorang Ulama. Allah tidak memberi kekuatan terhadap orang-orang alim lewat suatu paksaan, akan tetapi Allah menguatkan mereka lewat pintu iman. Sahl Ibnu Abdullah. Ketahuilah olehmu, sesungguhnya akal hanya merupakan sesuatu alat untuk mencapai segala sesuatu yang hanya berhubungan dengan hamba atau manusia, bukan untuk mencapai Allah. Ibnu Atha. Jika seseorang m*ti dalam keadaan punya hutang, padahal orang itu mampu membayarnya ketika masih hidup di dunia, maka kebahagiaannya akan diambil dan diberikan kepadanya dosa orang yang di hutanginya, lalu ia dijebloskan ke neraka. Namun, jika memang tidak mampu membayarnya, maka hanya kebaikannya saja yang diambil, lalu diberikan kepada pihak yang dihutangi. sedang dosa si pemberi hutang tidak diberikan kepada orang yang berhutang. Ibnu Abdusalam. Jalan yang diajarkan syariát islam adalah jalan yang paling tepat dalam pengerjaan ibadah kepada Allah. Karena itu bertaqwalah kepada Allah dan hendaklah istiqomah dalam mengerjakan perintah-perintahnya dan menjauhi larangannya. Abdu Khodir jailani. Jika Allah bersamamu, maka jangan takut kepada siapa saja, akan tetapi jika Allah sudah tidak lagi bersamamu, maka siapa lagi yang bisa diharapkan olehmu? Hasan al Banna. Barang siapa tidak peduli terhadap nasib agama, berarti ia tidak punya agama, barang siapa yang semangatnya tidak berkobar-kobar jika agama Islam ditimpa suatu bencana, maka Islam tidak butuh kepada mereka. Imam al-Ghazali. Ilmu menginginkan untuk diamalkan. Apabila orang mengamalkannya, maka ilmu itu tetap ada. Namun sebaliknya, jika tidak diamalkan, maka ilmu akan hilang dengan sendirinya. Sufyan ats-Tsauri. Ketahuilah bahwa sesungguhnya ilmu yang bisa melahirkan rasa takut kepada Allah adalah ilmu yang paling baik. Ibnu Athaillah as-Sakandari. Bekerjalah untuk keperluan makanmu. Sedang yang paling baik bagi kau yaitu bangun di tengah malam dan berpuasa di siang hari. Ibrahim bin Adham. Jalan apa saja yang ditempuh seseorang dalam mengerjakan ibadah adalah sesaat kecuali jalan yang ditempuh oleh Muhammad SAW. Dalam pada itu, siapapun yang tidak mengikuti petunjuk kitab suci Al-Qurán dan hadits nabi, maka janganlah ia mengikuti pendapatku. Hal itu karena pendapatku berasal dari Qurán –Hadits. Imam al-Junaid. Orang yang tidak percaya bahwa Allah telah menjamin rezekinya, maka ia akan mendapat laknat dari Allah. Hasanal-Bashri. Dzikir seperti halnya jiwa dari semua amal, sedang keutamaan dan kelebihan dzikir tidak bisa dibatasi. AL-Qusyairi. Orang-orang yang tidak mengikuti keinginan-keinginan hawa nafsunya, maka tidak akan mendapat pujian dari orang banyak. Imam al-Ghazali. Barang siapa tidak meghargai nikmat, maka nikmat itu akan diambil dalam keadaan ia tidak mengetahuinya. Siriy Assaqathi. Mengerjakan sesuatu sesuai dengan ketentuan hukum syara’ berarti menuju jalan kebahagiaan baik di dunia lebih-lebih di akhirat. Dan hendaklah kamu merasa takut jika kamu berpisah dengan orang-orang yang ahli di bidang agama. Syaikh Abdul Qadir Jailani. Saya merasa heran kepada orang-orang yang mengerjakan shalat subuh setelah matahari terbit. Lalu bagaimana mereka diberi rezeki. Ulama Shalaf. Para pembuat peti jenasah mengira bahwa tidak ada yang lebih busuk melebihi mayat orang-orang yang beriman. Bahkan diterangkan oleh Allah Perut ulama jahat sungguh lebih busuk baunya dari itu. Al-Auzaí. Orang yang hanya sehari-harinya hanya sibuk mencari uang untuk kesejahteraan keluarganya, maka mustahil ia mendapat ilmu pengetahuan. Imam Syafií. Manisnya akhirat mustahil diraih oleh orang-orang yang suka terkenal di mata manusia. Bisyir. Dengan pengalaman akan bertambah ilmu pengetahuannya, dengan berdzikir menyebabkan bertambah rasa cinta dan dengan berfikir akan menambah rasa taqwa kepada Allah. Hatim. Aku akan mencari ilmu hanya karena Allah, dan aku tidak akan mencari jika untuk selain Allah. Imam al-Ghazali. Berfikir merupakan cermin untuk melihat apa-apa yang baik dan yang buruk pada dirimu. Fudhail. Ketahuilah bahwa satu majelis ilmu bisa menghapus dosa 70 majelis yang tidak ada gunanya. Atha’bin Yassar. Kulupakan dadaku dan kubelenggu penyakit tamakku, karena aku sadar bahwa sifat tamak bisa melahirkan kehinaan. Imam Syafií. Biasakan hatimu untuk bertafakur dan biasakan matamu dengan sering menangis. AbuSulaiman ad-Darani. Setiap manusia hendaknya memperhatikan waktu dan sekaligus mengutamakannya. Umar bin Utsman al-Maliky. Apabila kamu melihat seseorang sedang memanjatkan doá kepada Allah, tetapi disisi lain perbuatannya tidak sesuai dengan hukum syara’, maka jauhilah orang itu. Abdul Qasim an-Nawwawi. Kuakui bahwa dosaku banyak sekali. Tapi, aku sadar, sesungguhnya rahmat Allah lebih luas dan lebih besar dari dosa-dosaku. Abu Nawas. Jika kamu berhadapan dengan gurumu, sesungguhnya secara hakikat kamu sedang berhadapan dengan rasul. Sadar akan hal itu, maka hormatilah gurumu. Sebagian Ulama. Setiap kamu adalah pemimpin, yaitu Pemimpin terhadap diri dan keluarganya, pemimpin terhadap masyarakat dan bangsanya. Mousthafaal-Gholayaini. Berteman dengan orang yang bodoh yang tidak mengikuti ajakan hawa nafsunya sungguh lebih baik bagi kamu ketimbang berteman dengan orang alim tapi suka terhadap nafsuya. Ibnu Athaillah as-Sakandari. karena aku merasa malu jika mengaku sebagai umatnya padahal hidupku penuh dengan perbuatan dosa. Muhammad Iqbal. Hendaklah kamu menjauhi keramaian orang banyak atau berúzlah,. Katakan demikian, karena orang banyak bisa menyebabkan kamu berpaling dari Allah serta mendorong kamu untuk berbuat dosa. Sayyid Bakri al-Maliki. Yang disebut orang sufi, yaitu orang yang hatinya bersih dan selalu mengingat Allah. Basyar bin al-Harits. Tidak ada suatu kebahagiaan bagi ornag-orang muslim setelah mereka memeluk Islam, seperti kebahagiaan mereka ketika itu. Anas Telah kurangkum pendapat 70 orang shiddiqin. Mereka sebagaian besar berpendapat bahwa banyak minum bisa menyebabkan banyak tidur. Ibrahim bin Khawwas. Aku tidak pernah melihat orang yang berakal, melainkan kutemukan dia takut kepada m*ti dan merasa susah dengannya. Hasan. Aku tidak pernah berdialog dengan seseorang dengan tujuan aku lebih senang jika ia berpendapat salah. Imam Syafií. Barang siapa tidak dicoba dengan bencana atau kesusahan, maka tidak ada sebuah kebahagiaanpun baginya di sis Allah. Adh-Dhahhak. Orang yang cinta kepada Allah akan minum dari gelas kecintaan dan bumi menjadi sempit baginya. Ya, dia mengenal Allah dengan penuh ma’rifat kepada-Nya, tenggelam di samudra rindu kepada-Nya dan merasa asyik bermunajat kepada-Nya. Asy-Syubali. Aku suka mendoákan saudara-saudaraku sebanyak 70 orang, dan nama-nama mereka kusebut satu persatu dalam panjatan doáku itu. Abu Darba. Setiap manusia mempunyai orang yang dicintai dan yang dibenci. Tapi bagimu, jika ada maka berkumpullah kamu dengan orang-orang yang bertaqwa. Imam Syafií. Orang orang terdahulu jika pergi kerumah gurunya, maka mereka senantiasa memberi sesuatu untuk minta berkah. Bahkan mereka selalu menyenandungkan doá seperti ini wahai Allah!”Ampunilah semua kesalahan guruku terhadapku, dan jangan sekalai-kali engkau menghilangkan berkah ilmunya untukku. Sebagaian Ulama. Jika aku mandapat ampunan dari Allah, maka hal itu merupakan rahmat yang sangat besar dari-Nya. Tetapi, jika sebaliknya, maka aku tidak akan mampu berbuat apapun. Abu Nawas. Pangkal dari seluruh kebaikan di dunia maupun di akhirat adalah taqwa kepada Allah. Abu Sulaiman Addarani. Orang yang ma’rifat kepada Allah, maka ia terikat dengan cintannya, hatinya bisa melihat dan amal ibadahnya selalu bertambah banyak kepada-Nya. Dzinnun al-Mishry. Siapa yang memenuhi hatinya dengan kewaspadaan dan keikhlasan, maka Allah akan menghiasi badannya sebagai pembela agama dan menjadikan hadits sebagai pedoman hidup. Yang disebut dengan teguh hati adalah memegang dengan sungguh-sungguh apa-apa yang dibutuhkan oleh kamu dan membuang yang selain itu. Aktssam bin Shaifi. Orang yang terkaya yaitu orang yang menerima pembagian Allah dengan rasa senang. Ali bin Husein. Kerjakan apa saja yang telah menjadi hak dan kewajibanmu, karena kebahagiaan hidupmu terletak di situ. Musthafa al-Gholayani. Ada dua hal tidak tertandingi kejelekannya, yaitu Berbuat syirik dan membuat rugi umat Islam. Begitu pula, terdapat dua perkara yang tidak tertandingi kebaikannya, ialah Beriman kepada Allah, serta memberi manfaat kepada umat Islam. Kanjeng Nabi. Pedagang yang berhati lemah takkan pernah untung ataupun rugi. Malah ia rugi. Ya, seseorang harus menyalakan api supaya memperoleh cahaya. Jalaludin Rumi. Aku membaca sebagian kitab kuno, yang kandungannya ialah Bahwasannya sebagian hal yang dipercepat siksaannya dan tak dapat ditunda adalah amanat itu dikhianati , kebaikan ditutupi, keluarga diputuskan dan meninds manusia. Kholid ar-Robaí. Memerintah atau mengawasi diri sendiri jauh lebih sulit dan lebih baik dari pada memerintah dan mengawasi sesuatu negeri. Ibrahim bin Adham. Ciri-ciri ulama akhirat antara lain dia sangat berhati-hati dalam memberi fatwa, bahkan bersikeras untuk tidak bertaqwa sama sekali. Apabila ditanya oleh orang tentang segala sesuatu yang diketahui baik yang bersumber dari Al Qurán, hadits, ijma’dan kiyas, maka ia menjelaskan sesuai dengan kemampuannya. Sebaliknya, jika ia tidak mengetahui secara pasti, maka dengan jujur ia berkata aku tidak tahu. Imam al-Ghazali. Hati-hatilah terhadap senda gurau, karena tidak sedikit bahaya yang terdapat didalamnya. Berapa banyak senda gurau anatara dua sahabat yang berakhir pada perkelahian. Dunia adalah perniagaan, pasarnya ialah menyendiri, modalnya adalah taqwa, dan labanya adalah surga. Aku Sulaiman ad-Darani. Kehidupan seorang mukmin ibarat matahari, terbenam di suatu wilayah untuk terbit di wilayah lainnya. Dia selalu bersinar dan hidup serta tak pernah terbenam selamanya. Muhammad Iqbal. Keluarlah dari dirimu dan serahkanlah segalanya kepada Allah. Penuhi hatimu dengan Allah. Patuhilah kepada perintah-Nya dan larikanlah dirimu dari larangan-Nya, supaya nafsu badaniahmu tidak memasuki hatimu setelah ia keluar. Untuk membuang nafsu-nafsu badaniah dari hatimu, kamu harus berjuang melawannya dan jangan menyerah kepadanya dalam keadaan bagaimanapun juga dan dalam tempo kapanpun juga. Syeikh Abdul QadirJailani. Kejahatan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak ular. Kebajikan yang dibalas dengan kejahatan adalah akhlak buaya. kebajikan yang dibalas dengan kebajikan adalah akhlak anjing. Kejahatan yang dibalas dengan kebajikan itulah akhlak manusia. Nasirin. Saya tidak bangga dengan keberhasilan yang tidak saya rencanakan sebagaimana saya tidak akan menyesal atas kegagalan yang terjadi di ujung usaha maksimal. Harun Al Rasyid Setiap orang di dunia ini adalah seorang tamu, dan uangnya adalah pinjaman. Tamu itu pastilah akan pergi, cepat atau lambat, dan pinjaman itu haruslah dikembalikan. Ibnu Mas’ud Niat adalah ukuran dalam menilai benarnya suatu perbuatan, oleh karenanya, ketika niatnya benar, maka perbuatan itu benar, dan jika niatnya buruk, maka perbuatan itu buruk. Imam An Nawawi Memohonlah kepada Allah supaya memperbaiki hati dan niatmu, karena tidak ada sesuatu yang paling berat untuk kau obati selain keduanya. Ketika hatimu sedang menghadap Allah maka seketika mungkin untuk berpaling, maka ketika menghadap itulah engkau harus merampasnya supaya tidak berpaling. Uwais al Qarni/ Bahjatul Majalis, Ibnu Abdil Barr Sesungguhnya apabila badan sakit maka makan dan minum sulit untuk tertelan, istirahat dan tidur juga tidak nyaman. Demikian pula hati apabila telah terbelenggu dengan cinta dunia maka nasehat susah untuk memasukinya. Malik bin Dinar/Hilyatul Auliyaa’ Allah SWT memerintahkan kita untuk mau berpikir tentang penciptaan-Nya yang begitu menakjubkan, rumit, dan kompleks. Namun semua itu telah Allah SWT tundukan untuk kita. Ini sebagai tanda bahwa manusia memiliki kemampuan dari Allah untuk menundukan apa yang ada di langit dan di bumi. MI Pelajarilah Ilmu, karena mempelajarinya karena Allah adalah khasyah, Menuntutnya adalah ibadah, mempelajarinya adalah Tasbih, mencarinya adalah Jihad, Mengajarkannya kepada orang yang tidak mengetahui adalah Shadaqah, menyerahkan kepada ahlinya adalah Taqarrub. Ilmu adalah teman dekat dalam kesendirian dan sahabat dalam kesunyian. Muadz bin Jabal ra Janganlah kau tuntut Tuhanmu karena tertundanya keinginanmu, tetapi tuntutlah dirimu sendiri karena engkau telah menunda adabmu kepada Allah. Syeikh Ibnu Athaillah As-Sakandar Aku tahu rizkiku tidak dimakan orang lain, karenanya hatiku tenang. Aku tahu amalan-amalanku tidak mungkin dilakukan orang lain, maka aku sibukkan diriku dengan beramal. Aku tahu Allah selalu melihatku,karenanya aku malu bila Allah mendapatiku melakukan maksiat. Aku tahu K3m4ti4n menantiku, maka aku persiapkan bekal tuk berjumpa dengan Rabb-ku. Hasan Al-Basri Kebenaran tidak diukur dengan banyaknya orang yang mau melakukannya, namun kebenaran adalah apa saja yang mencocoki Al-Qur’an dan As-Sunnah dengan pemahaman salafus salih. Anisya LM Bahaya kepandaian adalah berbuat sekehendak hati. Bahaya keberanian adalah melampaui batas. Bahaya toleransi adalah menyebut-nyebut kebaikannya. Bahaya kecantikan adalah sombong. Bahaya ucapan adalah dusta. Bahaya ilmu adalah lupa. Bahaya pemurah adalah berlebih-lebihan Tengku Abdul Wahab Ketahuilah bahwa kewajiban itu lebih banyak daripada waktu yang terluang, maka bantulah saudaramu untuk menggunakan waktunya dengan sebaik-baiknya dan jika engkau punya tugas selesaikanlah segera” Hasan Al-Banna Artikel Terkait KataKata Mutiara Gus Baha' yang Menyejukkan Hati. by Mihrob; 2020-06-07; 10538 Views; Suatu saat, ketika Abu Yazid Al-Busthami sedang terdiam, kemudian ada muridnya membaca sebuah ayat ini, Artikel Keagamaan. Ruginya Ibadah Orang yang Hanya Berharap Masuk Surga. by Mihrob; 2020-07-02; MutiaraHikmah Dari Abu Yazid Al-Busthami. Syeikh Abu Yazid Al-Busthami adalah salah satu tokoh Sufi yang .. November 24, 2021. Marketing. Terobosan Penggunaan Desain Grafis Dalam Marketing Di Internet. Berbagai kemudahan bisa kita rasakan dengan adanya perkembangan .. October 9, 2021. AbuYazid Al Busthami berkata: Syeikh Zakaria al-Anshari mendefiniskan. Asal kata sufi sendiri ulama berbeda pendapat. Tapi perdebatan asal-usul kata itu tak terlalu penting. Adapun penolakan sebagian orang atas tasawuf karena menganggap kata sufi tidak ada dalam al-Qur'an, dan tidak dikenal pada zaman Nabi, Shahabat dan tabi'in tidak AbuYazid Al-Busthami atau Thayfur bin Isa (804-875 M/188-261 H) adalah salah seorang sufi besar yang dikenal dalam dunia Islam. Ia lebih dikenal dengan sebutan ‘Abu Yazid’ karena memiliki putra bernama Yazid. Sedangkan Thayfur adalah panggilan kecil Abu Yazid yang tumbuh di kawasan Bisthami, Qumis, tenggara Laut Kaspia, Iran.
AbuYazid Al Busthami pelopor sufi pada suatu hari pernah didatangi seorang lelaki yang wajahnya kusam dan keningnya selalu berkerutDengan murung lelaki itu mengaduTuan Guru sepanjang hidup saya rasanya tak pernah lepas saya beribadah kepada Allah. Tak tau entry ni dari blog sapa. Kisah Tazkirah Ringkas Mutiara Kata. Disusun oleh beliau
.
  • re373x3eyk.pages.dev/40
  • re373x3eyk.pages.dev/259
  • re373x3eyk.pages.dev/817
  • re373x3eyk.pages.dev/500
  • re373x3eyk.pages.dev/948
  • re373x3eyk.pages.dev/801
  • re373x3eyk.pages.dev/498
  • re373x3eyk.pages.dev/491
  • re373x3eyk.pages.dev/316
  • re373x3eyk.pages.dev/135
  • re373x3eyk.pages.dev/268
  • re373x3eyk.pages.dev/730
  • re373x3eyk.pages.dev/273
  • re373x3eyk.pages.dev/947
  • re373x3eyk.pages.dev/623
  • kata mutiara abu yazid al busthami