Prosespembuatan boneka pelepah pisang tidak terlalu rumit. Gedebok kering direndam 60 menit dengan cairan H2O2 (hidrogen peroksida). Harga cairan ini Rp 350.000 per galon. Jangan terlalu lama direndam karena bisa getas. Angkat, lalu cuci bersih, diangin-angin sebentar, jangan dijemur di bawah terik matahari.
Discover the world's research25+ million members160+ million publication billion citationsJoin for free JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 205 PROSES PRODUKSI PEMANFATAAN LIMBAH PELEPAH BATANG POHON PISANG UNTUK AKSESORIS KEPALA DI DAERAH KAUJON BANTEN Oleh Hidayat Sirruhu1 Televisi Republik Indonesia Vania Aqmarani Sulaiman2 Program Studi Desain Produk, Fakultas Desain dan Seni Kreatif Universitas Mercu Buana hidayatsirruhu ; ABSTRAK Limbah pelepah batang pohon pisang dianggap sebagai bahan yang terbuang ketimbang dimanfaatkan sebagai bahan material yang bernilai ekonomis yang tinggi. padahal limbah pelepah batang pohon pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat atau desa -desa, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini sebagai material aksesoris kepala. Penelitian ini bertujuan mencoba mencari nilai lebih dari limbah pelepah batang pohon pisang untuk dijadikan suatu aksesoris kepala, dengan memanfaatkan limbah pelepah batang pohon pisang sebagai bahan materialnya, aksesoris kepala yang akan dibuat adalah bros patch, head piece, bandana, dan topi. Penelitian dilakukan untuk mengetahui proses produksi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang untuk aksesoris kepala tersebut. Metode yang digunakan adalah metode observasi ke pengrajin pelepah batang pohon pisang untuk mengetahui proses produksi dari awal hingga menjadi produk, proses produksi ini menggunakan teknik menganyam. Produk yang akan dihasilkan dalam proses produksi limbah pelepah batang pohon pisang ini berupa aksesoris kepala yaitu bros patch, head piece, bandana, dan topi. Hasil penelitian proses produksi limbah pelepah batang pohon pisang ini dapat mengurangi pembuangan dan dapat menjadi sumber daya terbarukan menjadi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang. Produk yang dihasilkan dapat menjadi produk aksesoris kepala serta meningkatkan nilai ekonomi dan estetika serta fungsi dari limbah tersebut. Kata kunci aksesoris, batang, pemanfaatan, pohon, pisang, produksi ABSTRACT Banana tree trunk waste is considered as wasted material rather than being used as a material with high economic value. whereas the banana tree trunk waste is a material that is easily found in the community or villages, so it does not rule out the possibility of utilizing this banana trunk waste as head material. This study aims to try to find more value from banana tree trunk waste to be used as a head accessory, by utilizing banana tree trunk waste as material, the head accessories that will be made are brooch patches, headpieces, bandanas, and hats. The study was conducted to determine the production process of the utilization of banana tree trunk waste for the head accessories. The method used is the method of observation to the banana tree stem midrib to find out the production process from the beginning to become a product, this production process uses weaving technique. The product that will be produced in the process of producing banana tree trunk waste is in the form of head accessories, namely brooch patch, headpiece, bandana, and hat. The results of research on the production process of banana tree trunk waste can reduce waste and can become a renewable Volume 7 Edisi 2, 2020206 resource into the utilization of banana tree trunk waste. The resulting product can be ahead of the accessory product and increase the economic and aesthetic value and function of the waste. Keywords Accessories, banana, stem, tree, utilization, waste Copyright © 2020 Universitas Mercu Buana. All right reserved Revised 3rd August, 2020 Accepted 3rd August, 2020 A. PENDAHULUAN Latar Belakang Aksesoris, adalah benda pelengkap yang dikenakan seseorang untuk menambah keindahan dan keselarasan penampilan bagi si pemakai. Dalam dunia busana, aksesoris amatlah penting dan sudah diterapkan dalam dunia busana sejak lama. Bentuk aksesori bermacam-macam dan banyak diantaranya terkait dengan peran gender pemakainya. Aksesori dalam bahasa Indonesia hampir selali berarti fashion aksesoris dalam penggunaan dalam bahasa inggris. Aksesoris yang ingin buat adalah aksesoris bagian kepala topi, bros patch, heandpiece, bandana. Selama ini pelepah batang pisang dianggap sebagai bahan yang terbuang ketimbang dimanfaatkan sebagai bahan material yang bernilai ekonomis yang tinggi Nurudin et al, 2018. padahal limbah pelepah batang pisang ini merupakan bahan yang mudah ditemui di masyarakat, sehingga tidak menutup kemungkinan untuk memanfaatkan limbah pelepah pisang ini sebagai material aksesoris kepala. Selain mudah dan murah, pelepah batang pisang ini juga ringan dan ramah lingkungan. Pelepah ini bertekstur unik Sri et al, 2013 yang memungkinkan untuk dijadikan sebagai material aksesoris kepala. Untuk memanfaatkan limbah pelepah batang pisang ini dipilih pada bagian lapisan kedua dari luar dan seterusnya. Hal ini disebabkan karena pelepah batang pisang yang terluar sudah dianggap rusak’ dan “cacat”. Dalam artian jika pelepah yang terluar digunakan, maka hasilnya tidak akan maksimal Mandegani et al, 2016. Aksesoris dikenal sebagai benda pelengkap yang dikenakan oleh seseorang sebagai cara agar dapat menambah keindahan dan keselarasan penampilannya Wisesa, 2015. Dalam konteks busana, aksesoris sudah diterapkan dalam dunia busana sejak lama. Oleh karena itu, bentuk aksesori memiliki banyak keragaman. Diantaranya terkait dengan peran gender pemakainya Marcelina, 2011. Pemanfaatan pelepah pisang menjadi aksesoris hadir setelah memperhatikan bahwa keterampilan yang akan dikembangkan memiliki bahan baku yang sangat mudah diperoleh. Dikarenakan adanya bahan, peralatan dan penerapan teknologi yang sederhana, produk yang akan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 207 dihasilkan memiliki nilai jual tinggi dengan harga yang cukup terjangkau Soedarwanto, 2018. Oleh karena itu, pemanfaatan pelepah pisang ini dapat meningkatkan nilai ekonomis dari pemanfaatan pelepah pisang tersebut Wisesa, 2015. Permasalahan Istilah pemanfaatan adalah proses atau cara melakukan suatu perbuatan untuk memanfaatkan. Jadi pemanfaatan adalah merupakan suatu perbuatan untuk memanfaatkan agar sesuatu ada gunanya atau menjadi lebih berguna Moeliono, 1990555. Bahan adalah barang yang dibuat menjadi satu benda tertentu selain itu dapat juga diartikan sebagai barang yang akan dibuat menjadi barang yang lain, sesuatu yang dapat dipakai atau diperlukan Haryanta, 2017. Sehingga pada penelitian ini masalah yang dirumuskan adalah - Bagaimana pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang menjadi lebih berguna sebagai bahan kerajinan khususnya produk aksesoris B. TINJAUAN PUSTAKA Dalam menyelesaikan persoalan, maka di perlukan dasar masalah sebagai penuntun menyelesaikan. Dasar yang digunakan biasanya merujuk pada teori dan penelitian yang sudah ada. Pada penjelasan kali ini penulis menjabarkan tentang beberapa hal yang berkenaan dengan pemanfataan limbah pelepah pisang dijadikan aksesoris. Pemanfaatan merupakan suatu metode alternatif untuk mendapatkan hasil yang lebih baik dari keadaan sebelumnya Purwanto, 2007 8. Selain itu, pemanfaatan dikenal sebagai guna atau faedah, sehingga menjadikan artinya sebagai suatu menjadi ada manfaatnya dan ada gunanya atau menjadi lebih berguna. Limbah adalah suatu bahan hasil dari proses produksi yang sudah tidak terpakai. Terlepas dari baik itu hasil dari industri besar, menengah atau kecil Wahyuni, 2011 15. Hal ini dikarenakan setiap tempat masyarakat tinggal, maka di sanalah berbagai jenis limbah akan dihasilkan. Limbah padat lebih dikenal juga sebagai sampah, yang seringkali kehadirannya tidak diinginkan. Hak ini dikarenakan limbah padat dianggap tidak memiliki sebuah nilai ekonomis. Dengan kehadiran limbah yang dianggap dapat memberikan berdampak negatif terhadap lingkungan terutama bagi kesehatan manusia yang dapat berdampak buruk Marliani, 2015. Jika limbah yang dijumpai sangatlah buruk, sehingga perlu dilakukan penanganan terhadap limbah. Pengertian limbah juga dapat diartikan sebagai sisa atau hasil sampingan dari kegiatan program manusia dalam upaya memenuhi kebutuhan hidupnya. Volume 7 Edisi 2, 2020208 Pisang Pelepah pisang, dikenal sebagai salah satu bagian dari batang mulai dari akar sampai ke pangkal daun dan diketahui memiliki struktur yang berlapis, Dan setiap pelepah menerus ke atas menjadi batang daun. Lapisan ini bertumpuk dan berdiameter sampai dengan 30 cm di bagian bawah dan mengecil di bagian atas 15-20 cm Nopriantina, 2013. Pisang Batang pisang diketahui bahwa bukan termasuk “batang sejati” tapi merupakan “batang semu” yang merupakan proses hasil bentukan. pelepah daun panjang yang saling menelungkup dan menutupi dengan kuat dan kompak sehingga bisa berdiri tegak seperti batang tanaman. Tinggi batang semu berkisar 3,5 - 7,5meter tergantung jenisnya Kuswanto, 2003 5. Batang pisang sebagian besar terdiri dari berbagai lapisan pelepah pisang yang membentuk dirinya menjadi batang pisang”. Satuhu & Supriyadi, 19938-11. Batang pisang dimanfaatkan oleh manusia dalam berbagai aktifitasnya. Seperti untuk membuat lubang pada bangunan, alas untuk memandikan mayat, untuk menutup saluran, mengalirkan atau membagi air dipersawahan, untuk tancapan wayang, untuk membungkus bibit-bibitan, untuk tali industri pengolahan tembakau Bahri, 2017 dengan proses pengeringan terlebih dahulu, dan baik pula untuk dibuat kompos. Tidak jarang, air dari batang pisang dapat dimanfaatkan untuk penawar racun dan untuk pengobatan tradisional Satuhu & Supriyadi, 19936. C. METODE PENELITIAN Metode penelitian adalah tata cara yang dilakukan oleh peneliti dalam mengumpulkan informasi atau data serta melakukan investigasi terhadap data yang didapatkan Widiyono, 2013 57. Penelitian yang dilakukan menggunakan metode penelitian kualitatif, yang artinya penelitian tentang riset yang bersifat deskriptif dan cenderung menggunakan analisis makna dan proses yang lebih difokuskan dalam observasi Gunawan. 2013 10. Teori dimanfaatkan sebagai panduan agar fokus penelitian sesuai fakta lapangan. Selain itu, landasan teori juga bermanfaat sebagai gambaran umum tentang tentang penelitian dan sebagai bahan pembahasan hasil penelitian. Dalam penelitian kualitatif, peneliti bertolak dari data, memanfaatkan teori yang ada sebagai bahan penjelas, dan berakhir dengan suatu teori. Kualitatif berarti sesuatu yang berkaitan dengan aspek kualitas, nilai atau makna yang terdapat dibalik fakta. Kualitas, nilai atau makna hanya dapat diungkapkan dan dijelaskan melalui linguistik, bahasa, atau kata-kata. Oleh karena itu, data yang digunakan bukan berupa bilangan, angka, skor atau nilai; peringkat atau frekuensi; yang biasanya dianalisis dengan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 209 menggunakan perhitungan matematik atau statistik Creswell, 20094. Dalam penelitian kualitatif, informasi yang disampaikan oleh berbagai narasumber menjadi sesuatu yang berharga, sehingga peneliti memiliki tanggung jawab atas informasi yang diperoleh dari narasumber untuk menggunakan sebaik-baiknya. Penulis melakukan penelitian ini dengan metode a. Wawancara Target pertama wawancara penulis yaitu pengrajin pelepah pisang dari kota serang banten. Sesi wawancara terhadap pengrajin pelepah pisang, pelepah pisang apa saja yang sering digunakan untuk membuat kerajinan Gunawan, 2013 56. Untuk mengetahui kajian berdasarkan opini pengrajin pelepah pisang. b. Observasi Observasi diketahui merupakan aktivitas terhadap suatu proses atau objek. Dengan maksud untuk merasakan dan memahami pengetahuan sebuah fenomena berdasarkan pengetahuan dan gagasan yang sudah diketahui sebelumnya, untuk mendapatkan informasi yang dibutuhkan untuk melanjutkan suatu penelitian Hasanah, 2017. D. HASIL DAN PEMBAHSAN Hasil Hasil dari observasi pemanfaatan limbah pelepah batang pisang untuk dijadikan aksesoris kepala terdiri dari beberapa tahap yaitu. Gambar 1 Narasumber wawancara dan observasi metode bekerjanya Nama Abdul Hakim Alamat Kaujon Buah Gede Kecamatan Kaujon Serang, Banten Proses pengerjaanya a. Alat-alat yang digunakan Gambar 2 Peralatan yang digunakan - gergaji yang tidak tajam - pisau yang tidak tajam - lem tembak b. Proses pencarian dan proses penebangan Mencari pohon pisang yang sudah tidak produktif. lalu gergaji/tebang pohon pisang dengan kemiringan 350-400 agar pohon tumbang ketempat yang diingikan dan agar tidak terlalu kencang terbanting ketanah, Karena jika terbanting kencang ketanah lapisan pertama sampai ke tiga tidak bisa terpakai. Volume 7 Edisi 2, 2020210 Gambar 3 Proses pemilihan batang pohon pisang - setelah di tebang kita potong lagi sesuai ukuran 1m-1,5m c. Cara pemisahan pelepah batang pisang Pemisahan pelepah batang pisang dilakukan secara satu persatu sampai ke bagian yang paling dalam. Hal ini bertujuan agar tidak terjadi pembusukan karena pelepah pisang sangat bnyak mengandung air, kedua supaya cepat proses pengeringanya. Gambar 4 Proses pemisahan pelepah pisang Yang selanjutnya proses memisahkan pelepah bagian luar dan bagian dalam. d. Proses penjemuran Proses penjemuran di sini masih memanfaatkan sinar matahari. Oleh karna itu penjemur memakan waktu hingga kering kurang lebih 3-4 hari tergantung cuaca. Gambar 5 Penjemuran pelepah pisang JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 211 Apabila cuaca mendung memerluka pengeringan paling lama 7 hari sampai 9 hari untuk cuaca mencung. e. Pembuatan pola dan penganyaman Setelah didapatkan pelepah batang pisang yang kering, kita buat pola kerajianan yang mau dibuat. Pola ini untuk mempermudah pembuatan sebuah produk. Karena dapat dijadikan acuan untuk mengikuti pola yang sudah ada. Gambar 6 Penganyaman pelepah pisang Sumber Anyam pelepah yang sudah dibuatseperti tali, sesuaikan dengan bentuk polanya yang tadi sudah di buat. f. Proses finishing dan produk akhir Produk yang sudah jadi difinising menggunakan propan dan menggunakan sedikit tambahan bahan agar tidak gatal pada saat digunakan. Gambar 7 Kerajinan pelepah pisang Sumber Dari hasil yang dilakukan, Terdapat metode dalam pemanfaatan pelepah pisang menggunakan metode standar oyang dilakukan oleh pengrajin. Hal ini dapat dilihat dari adanya metode untuk menebang pelepah batang pohon pisang yang akan dijadikan aksesoris kepala. Karena jika dilakukan dengan sembaranggan menebang maka pelepah pisang tidak dapat digunakan karena jika pelepah batang pisang terjatuh terlalu keras, maka pelepah bagian luar sampai lapisan ke empat akan mengalami kerusakan sehingga tidak dapat dimanfaatkan. Selain itu, etelah pelepah pisang sudah di tebang maka pemisahan lapisan pelepah batang pisang harus dilakukan di hari yang sama, apabila dipisakan lapisan keesokan harinya pelepah batang pisang akan menjadi busuk. Selain itu, pihak pengrajin memiliki keahlian lain seperti menganyam dan mengetahui proses finishing agar produk dari pemanfaatan limbah pelepah pisang dapat menjadi produk. Volume 7 Edisi 2, 2020212 Pembahasan a. Manfaat pelepah batang pohon pisang Pelepah Pisang atau disebut dengan “gebok” di daerah tempat lokasi observasi, memiliki manfaat yang tidak sedikit. Dari hasil observasi, pemanfaatannya, terbagi menjadi dua yaitu pemanfaatan secara tradisional yang tidak jarang dijumpai di dunia pewayangan sebagai media untuk menancapkan wayang saat pertunjukan dan pemanfaatan secara modern sebagai property, atau alat untuk membuat sebuah lukisan. Setelah dimanfaatkan kembali melalui metode tradisional dan modern tersebut, pelepah pisang tidak dapat difungsikan kembali. b. Kelebihan dari produk ini adalah - Tahan terhadap air - Memiliki desain yang unik dan modern - Digunakan sesuai ukuran kepala - Memiliki warna yang beragam natural, merah muda, coklat gelap - Menggunakan pewarna alami c. Kekurangan dari produk ini adalah - Tidak tahan terhadap matahari. Karena matahari dapat merusak lapisan anti air. untuk jangka panjang - Produk ini tidak tahan lama. Karena produk ini menggunakan pelepah pisang jadi tidak kaya produk lainnya yang tahan lama. - Peroses Pengerjaanya terlalu lama memakan waktu hingga 1 minggu 30 pcs - Mudah berjamur E. KESIMPULAN Kesimpulan Kesimpulan yang didapat dari dan perkaitan dengan penelitian proses produksi pemanfaatan limbah pelepah batang pohon pisang untuk aksesoris kepala. Kesimpulan ini didasarkan dari pengalaman selama proses penulisan laporan riset desain. 1. Kerajinan yang diproduksi berupa aksesoris kepala seperti bros patch, headpiece, bandana, dan topi. Berbahan dasar limbah pelepah batang pohon pisang. Produk yang dihasilkan adalah produk kreatif, ekonomi, dan ramah lingkungan. 2. Bahan baku utama produk aksesoris kepala berupa pelepah batang pohon pisang yang sudah tidah produktif. Pemanfaatan bahan tersebut selain mudah didapat, murah, dan ramah lingkungan. 3. Proses produksi dan langkah pembuatan produk aksesoris kepala ini meliputi pemilihan pelepah batang pohon pisang, pemisahan pelepah batang pohon pisang, pisahkan pelepah bagian luar dan bagian dalam, proses penjemuran, proses pembuatan pola, proses penganyaman, proses penyelesaian, produk siap di pasarkan JURNAL NARADA ISSN 2477-5134 Volume 7 edisi 2 September 2020 DOI NARADA, Jurnal Desain & Seni, FDSK - UMB 213 Saran Pemanfaatan pelepah pisang dapat dikembangkan menjadi berbagai macam bentuk dan opsi produk. Sehingga masih terbuka luas pemanfaatannya, karena berdasarkan produk yang ada, terbuka kesempatan untuk dapat mengembangkan produk lain dengan memanfaatkan limbah pelepah pisang sebagai material utamanya. F. DAFTAR PUSTAKA Buku Creswell, J. W. 2009. Research design Qualitative and mixed methods approaches. London Sage Publications. Gunawan, I. 2013. Metode penelitian kualitatif Jakarta Bumi Aksara. Kuswanto. 2003. Bertanam Pisang dan Memeliharanya. Solo Penerbit Deriko Moeliono, A, M. 1990. Kamus Besar Bahasa Indonesia. Jakarta PT Balai Pustaka. Purwanto, A, W. 2007. Aglaonema, Pesona Kecantikan Sang Ratu Daun. Yogyakarta Kanisius. Satuhu, S., & Supriyadi, A. 1993. Pisang Budidaya. Pengolahan dan Prospek Pasar. Jakarta Penerbit Penebar Swadaya. Wahyuni, S, 2011. Menghasilkan Biogas dari Aneka Limbah Revisi. Yogyakarta AgroMedia. Widiyono, S, S. 2013. Metode Penelitian Sosial untuk peneitian skripsi dan tesis. Jakarta Penerbit Media. Jurnal Bahri, S. 2017. Pembuatan pulp dari batang pisang. Jurnal Teknologi Kimia Unimal, 42, 36-50. Haryanta, A., Rochman, A., & Setyaningsih, A. 2017. Perancangan Sistem Informasi Perencanaan Dan Pengendalian Bahan Baku Pada Home Industri. Jurnal SISFOTEK Global, Volume 71. Hasanah, H. 2017. Teknik-teknik observasi sebuah alternatif metode pengumpulan data kualitatif ilmu-ilmu sosial. At-Taqaddum, Volume 81, 21-46. Marcelina, R. 2011. Eksplorasi Kulit Sapi dan Ragam Hias Dayak dengan Teknik Laser Cutting dan Laser Engraving untuk Aksesoris Fashion. Craft, Volume 11. Marliani, N. Pemanfaatan limbah rumah tangga sampah anorganik sebagai bentuk implementasi dari pendidikan lingkungan hidup. 2015. Formatif Jurnal Ilmiah Pendidikan MIPA, Volume 42. Mandegani, G. B., Sumarto, H., & Perdana, A. Kertas Seni Berbahan Limbah Pewarna Alam Rumput Laut Jenis Sargassum, Ulva Dan Pelepah Pisang Abaka. 2016. Dinamika Kerajinan dan Batik, Volume 331, 33-44. Nopriantina, N. Pengaruh Ketebalan Serat Pelapah Pisang Kepok Musa Paradisiaca Terhadap Sifat Mekanik Material Komposit Poliester-serat Alam. 2013. Jurnal Fisika Unand, Volume 23. Nuruddin, M., Santoso, R. A., & Hidayati, R. A. 2018. Desain Komposisi Bahan Komposit yang Optimal Berbahan Baku Utama Limbah Ampas Serat Tebu Baggase. In Prosiding Seminar Nasional Teknoka. Volume 3, M53-M58. Soedarwanto, H. Eksplorasi Motif Dan Rajutan Kain Boti NTT Untuk Diterapkan Pada Anyaman Rotan. 2018. NARADA Jurnal Desain dan Seni, Volume 53, 361-381 Sri, K., Lucky, H., & Sri, P. G. Pengaruh penambahan limbah pelepah pisang Volume 7 Edisi 2, 2020214 sebagai komponen daur ulang kertas. 2013. Sanitasi, Jurnal Kesehatan Lingkungan, 5 Volume 1, 8-15. Wisesa, T. P. Pemanfaatan Limbah Kain Batik untuk Pengembangan Produk Aksesoris Fashion. 2015. Widyakala Journal Of Pembangunan Jaya University, Volume 21, 70-86. ResearchGate has not been able to resolve any citations for this NuruddinRahmat Agus SantosoRoziana Ainul HidayatiBahan baku atau material komposit sebagai alternatif bahan baku non logam dipilih karena memiliki sifat ketahanan korosi yang lebih baik, karakteristik yang dapat dikontrol serta berat yang lebih ringan dan biaya produksi yang murah. Upaya yang dilakukan melalui inovasi desain bahan baku utama komposit yang memiliki keunggulan serta lebih aman dan ramah terhadap lingkungan. Salah satu jenis serat alam yang sangat potensial adalah ampas serat tebu baggase. Ampas serat tebu merupakan limbah dari proses pengolahan gula yang pemanfaatannya kecil, diperkirakan sebanyak 40 % dari ampas tebu tersebut belum dimanfaatkan secara optimal. Penelitian ini bertujuan untuk desain atau rancangan komposisi bahan baku atau material level optimal komposit dari limbah ampas serat tebu sebagai serat penguat utama material komposit dengan kombinasi alternatif bahan baku pendamping berupa serat batang/pelepah pisang dan serat/sabut kelapa sehingga dalam penelitian ini diistilahkan Tree in one of material komposit. Tahapan penelitian diawali dengan penerapan metode desain robust Taguchi dari indentifikasi variabel penelitian hingga pelaksanaan eksperimen dengan penentuan level faktor kualitas dan ortogonal array yang sesuai serta dengan replikasi 2 kali, Adapun hasil penelitian yang diperoleh adalah desain komposisi level optimal pada eksperimen ke-4 dimana komposisi bahan baku 70%, 10%, 20% Matrik + Filler dengan posisi struktur serat Searah, perekat yang sesuai memakai resin epoxy diperoleh rata–rata kekuatan bending sebesar 8,2404 MPa dan rata-rata kekuatan tarik sebesar 2,992748718 MPa, tentunya perlu dilakukan treatment spesifik untuk penelitian lanjutan yang lebih sempurna agar produksi komposit yang dihasilkan dapat ditingkatkan kualitasnya. Guring Briegel MandeganiHadi SumartoArif PerdanaABSTRAKKertas seni merupakan kerajinan tangan dengan bahan dasar berbagai macam tanaman berserat. Serat pisang abaka, serat jerami dan serat padi telah mampu diolah menjadi kertas seni secara mandiri tanpa bahan perekat tambahan. Selama ini industri kertas seni yang ada sebagian besar menggunakan bahan baku pelepah pisang raja, pisang abaka, jerami, serat padi dan sebagainya. Oleh karena itu, perlu adanya peningkatan keanekaragaman bahan baku, di antaranya dengan memanfaatkan material dari rumput laut maupun limbah rumput laut limbah pewarna alam tekstil. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui karakter kertas seni yang terbuat dari limbah pewarna alam dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva serta kombinasinya dengan material serat pisang abaka. Bahan baku pelepah pisang abaka dan limbah rumput laut diolah dengan cara pencacahan dengan ukuran 2-3 cm, direbus dengan soda api selama 2 jam, kemudian disaring dan didinginkan. Bahan kemudian saling dikombinasi dan dijadikan pulp menggunakan mesin blender. Pulp kemudian dicetak dan dianalisis secara fisik. Limbah rumput laut jenis Sargassum sp. dan Ulva dalam keadaan murni 100% tidak dapat digunakan sebagai bahan pembuatan produk kertas seni, dikarenakan kandungan selulosa yang masih di bawah 40% sehingga kertas yang dihasilkan dari proses pencetakan bersifat rapuh, mudah sobek dan tidak rekat antara satu dengan yang lain. Sedangkan kertas dengan campuran serat pisang abaka, menghasilkan kualitas kertas seni dengan kekuatan fisik yang lebih baik daripada kertas seni murni dari rumput laut Sargassum sp. dan Ulva. Kata Kunci kertas seni, rumput laut, Sargassum sp., Ulva, pisang abaka ABSTRACTPaper art is a craft that uses a wide variety of fibrous plants. Abaca, straw and rice fibers can be processed into paper art independently without additional adhesive material. During this time, the existing art paper industries use many raw materials such as banana, abaca, etc., Therefore, it is necessary to conduct research and development in exploring new raw materials such as seaweed and waste of natural dyes from seaweed. The purpose of this study is to determine the character of art paper made from waste of natural dyes from Sargassum sp. and Ulva and its combination with abaca fiber. Abacá and waste materials from the seaweed are processed by being cut into 2-3 cm of length, boiled with caustic soda for 2 hours, then filtered and cooled. The materials are combined with each other and converted into pulp using a blender. The pulp is then printed and analyzed physically. Waste of seaweed Sargassum sp. and Ulva in a pure state 100% cannot be used as materials for art paper products because the content of cellulose is still below 40% so that the paper produced from the printing process are fragile, easily brittle and no adhesion between one another. Meanwhile, the paper art that uses abaca fibers produces paper art with better physical quality than paper art with 100% seaweed Sargassum sp. and Ulva. Keywords Paper art, seaweed, Sargassum sp., UlvaSyamsul BahriPenelitian ini dilakukan untuk menguji perolehan pulp dari batang pisang melalui proses soda. Bahan baku pulp terdiri atas selulosa, hemiselulosa, lignin dan ekstraktif. Pulp dapat dibuat dengan cara kimia, yaitu memasak bahan baku dengan menggunakan bahan kimia yang sesuai di dalam Reaktor. Batang pisang yang berukuran 1 cm sebanyak 10 gram dimasak dengan menvariasikan konsentrasi NaOH dan waktu pemasakan. Konsentrasi NaOH yang digunakan 0,5; 1; 1,5; 2 dan 2,5 % dengan waktu pemasakan 30; 60; 90; 120 dan 150 menit. Kondisi terbaik dari hasil penelitian diperoleh pulp %, kandungan selulosa %, dan kandungan lignin % pada waktu pemasakan 120 menit dan konsentrasi NaOH 2 %.Toufiq Panji WisesaSalah satu fenomena permasalahan lingkungan saat ini adalah menumpuknya limbah yang tidak dapat terurai oleh alam seperti limbah sampah yang berbahan dasar sintetis seperti plastik dan kain. Salah satu usaha menanggulangi permasalahan lingkungan ini adalah dengan menghadirkan produk eco-fashion, salah satunya penggunaan kembali sisa produksi kain batik sebagai material utama. Penelitian ini fokus pada eksperimen teknik pembuatan produk aksesoris fashion dengan memanfaatkan limbah kain batik yang tersedia pada industri kunci limbah kain batik, aksesoris fashion, eskperimenNovi Marlianip>This study aims to look at the form of the implementation of environmental education in the form of utilization of household waste inorganic. nvironmental education is a process arbitrarily person to conduct environmental stewardship for sustainable survival. The increasing volume of waste requiring serious treatment of the waste management. Waste management does not use methods and techniques that are environmentally friendly waste management than would be a negative impact on health will also be very disruptive both residential environmental preservation, forest, rice fields, rivers and oceans. One of the forms of waste is household waste in the form of garbage anorgnik. This litter is very dangerous for health and the environment because it is made from inorganic sources of non-renewable natural and contains no chemicals, but its existence is only glimpsed one eye. Utilization of inorganic waste is one that can be done by the whole society to preserve the environment. This research is a descriptive study and a review of the literature. This study hopes to sustainable environmental education is expected to contribute knowledge to all levels of society on the importance of inorganic waste. The purpose of this paper to describe observation techniques, as an alternative method of collecting qualitative data for social sciences. Observation is one of the scientific activity is empirical, factual, and besed on the real text. Observations carried out through the experience derived from sensing without using any manipulation. The purpose of observation is the description, in qualitative research, observation produces theories and hypotheses, in quantitative research, observation used for testing theories and hypotheses. To be able to approach the social phenomenon, an observer needs to have close access to the settings and the subject. Doing the observation techniques have to heed the ethical principles such as respect for human dignity, respect for privacy and confidentiality, respect for justice and inclusiveness, balancing harms and benefits. Method of observation, if positioned as a part of the methodological spectrum includes techniques and data collection strategies in proportion, it will produce a high validity and reliability, as the fundamental basis for all methods, to find strategic development policies. .