Keterlibatandengan firman Tuhan tampaknya telah memuncak tepat setelah COVID-19 dimulai—ini yang tertinggi dalam beberapa tahun terakhir—tetapi kemudian turun
- Paskah. Apa yang ada di pikiran anda ketika mendengar kata itu? Kelinci? Telur? Sebagian besar masyarakat Indonesia mengenal Paskah adalah hari raya bagi umat Kristen untuk memperingati kebangkitan Yesus. Begitu pula yang saya pahami ketika SD. Ketika ada tanggal merah pada hari Jumat sekitar bulan Maret atau April bertuliskan “Wafat Isa Almasih” di kalender, kira-kira guru saya akan mengatakan, “Hari Jumat sampai Minggu kita libur Paskah”.Secara historis hari Paskah sudah dirayakan oleh pemeluk agama Yahudi sejak sekitar tahun 1300 Sebelum Masehi SM, sedangkan Isa Almasih atau Yesus lahir sekitar tahun 7 sampai 6 SM. Menurut catatan Ensiklopedia Britannica, orang Ibrani memaknai Paskah sebagai peringatan pembebasan bangsa Israil dari tanah Mesir. Seperti ditulis oleh Vox, kisah Paskah dimulai ketika Firaun, sang penguasa Mesir, khawatir jika ledakan penduduk Yahudi di Mesir akan melebihi jumlah bangsanya sendiri. Untuk mengantisipasinya, bangsa Ibrani Kuno dipaksa menjadi budak. Tak hanya itu, setiap anak yang lahir dari bangsa Ibrani pun harus ditenggelamkan di Sungai Nil. Di Alkitab, kisah Paskah Yahudi terekam dalam Kitab Keluaran. Dalam kitab tersebut, Musa adalah orang yang membantu proses pelarian bangsa Ibrani. Namun, baik dalam ayat-ayat Alkitab maupun rujukan lainnya, tak pernah disebutkan siapa Firaun yang berkuasa pada zaman itu, sebab penguasa Mesir selanjutnya tak biasa mencatat 2018, National Geographic mempublikasikan artikel berjudul “We may now know which Egyptian pharaoh challenged Moses” yang berusaha mengidentifikasi raja Mesir yang berkuasa pada zaman tersebut. Di antara sekian perdebatan tentang identitas Firaun dalam cerita Musa, banyak peneliti menduga bahwa Firaun yang bertakhta saat itu adalah Raja Ramses II. Menurut catatan dalam Kitab Keluaran 111, bangsa Israel dipekerjakan untuk mendirikan kota-kota pertahanan perang bagi Firaun, yakni Pitom dan Raamses, yang kemudian disebut Pi-Ramesses dan Per Paskah Yahudi Sehari sebelum Paskah, anak sulung laki-laki akan berpuasa sebagai bentuk peringatan atas selamatnya mereka dari pembunuhan anak sulung pada zaman Firaun. Setelah itu, seperti dilansir Time, orang Yahudi biasa merayakan Paskah dengan mengadakan Seder, yakni sebuah upacara perjamuan makan disertai doa, minum anggur, bernyanyi, membahas masalah keadilan sosial saat ini, dan kisah-kisah keluaran yang ditulis dalam kitab bernama Haggadah. Di perjamuan itu, ada beberapa sajian yang menjadi simbol Paskah yang dihidangkan, misalnya roasted shank bone sebagai simbol pengorbanan Paskah, telur yang mewakili musim semi dan lingkaran kehidupan, sayuran pahit sebagai tanda getirnya perbudakan, haroset yang melambangkan mortar yang digunakan oleh orang-orang Yahudi di Mesir, serta karpa yang menggambarkan musim semi. Tak hanya itu, dalam Seder, mereka juga menyertakan tiga potong matzah, sebuah kudapan mirip biskuit yang mewakili roti yang dibawa orang Israel saat meninggalkan Mesir, dan air garam sebagai simbol air mata para budak. Tradisi Paskah Yahudi juga termuat dalam Alkitab, yakni di Keluaran 12 yang menyebutkan bahwa orang Yahudi harus merayakan pembebasan dengan memakan daging domba atau kambing jantan yang dipanggang, makan roti tidak beragi dan sayuran pahit. Mereka pun diwajibkan makan roti tidak beragi selama tujuh hari lamanya. Selama perayaan itu, tidak boleh ada ragi di dalam rumah. Penentuan hari Paskah juga tertuang dalam Alkitab Keluaran 1218, “Dalam bulan pertama, pada hari yang keempat belas bulan itu pada waktu petang, kamu makanlah roti yang tidak beragi, sampai kepada hari yang kedua puluh satu bulan itu, pada waktu petang.” Dalam kalender Ibrani, bulan pertama adalah bulan Nissan, yang biasanya jatuh di sekitar Maret-April dalam kalender Yahudi dan Kebangkitan Yesus Ada banyak perdebatan yang muncul ketika mengaitkan Paskah Yahudi dengan perayaan Paskah orang Kristen tentang kematian Yesus. Rabbi Danya Ruttenberg pernah mengulasnya dalam sebuah artikel yang diterbitkan Washington Post. Anda mungkin pernah mendengar cerita tentang Perjamuan Terakhir The Last Supper, sebuah kisah tentang perjamuan Yesus bersama dengan dua belas pengikutnya yang tertuang dalam lukisan karya Leonardo da Vinci. Dalam Kitab Matius, Markus, dan Lukas, perjamuan yang dilakukan Yesus itu merupakan hari pertama perayaan Paskah. undefined Namun Ruttenberg tak meyakini kisah tersebut. Sebab, biasanya pada malam pertama Paskah orang hanya memakan korban Paskah, yakni seekor domba yang sudah disembelih di bait suci dan kemudian dipanggang lalu disajikan di rumah. Sampai sekarang, kebenaran dari peristiwa itu memang masih diperdebatkan. Di Asia Kecil, orang-orang Kristen menganggap hari Penyaliban Yesus adalah hari yang sama ketika orang Yahudi merayakan Paskah, dan peristiwa kebangkitan terjadi dua hari setelahnya. Namun dalam catatan Ensiklopedi Britannica, masyarakat Barat merayakan Kebangkitan Yesus pada hari Minggu pertama ketika Yesus bangkit dari kematian. Pada tahun 325 diselenggarakan Konsili Nikea I, sebuah pertemuan dewan ekumenis pertama dari gereja yang dihimpunkan oleh Kaisar Romawi Konstantin I. Dalam pertemuan itu, para pemuka gereja membahas keseragaman tanggal Paskah. Keputusannya Paskah umat Kristen dirayakan pada hari Minggu pertama setelah bulan purnama pertama setelah ekuinoks musim semi 21 Maret, sehingga Paskah bisa jatuh pada hari Minggu antara 22 Maret hingga 25 April. Seperti pernah diulas Tirto sebelumnya, karena penetapannya bergantung pada bulan purnama, maka Hari Paskah Kristen jatuh di tanggal yang berbeda setiap tahun, sedangkan Paskah Yahudi tetap dirayakan pada hari keempat belas bulan Nissan kalender Ibrani dan dirayakan selama delapan hari. - Sosial Budaya Penulis Widia PrimastikaEditor Windu Jusuf
5Cara Menghubungkan Orang yang Merasa Terputus dari Gereja. Dampak Covid-19 telah mengubah hal-hal yang tadinya normal, seperti menghadiri gereja secara langsung. Saat ini, lebih banyak orang menyaksikan ibadah secara daring -- dan tren ini kemungkinan akan berlanjut. Sekarang, alih-alih menciptakan peluang untuk lebih banyak keterhubungan dan
Claudia Jessica Official Writer Pada artikel sebelumnya kita telah membahas sejarah terbentuknya Alkitab yang merupakan firman dari Allah. Kamu bisa baca di FaktaAlkitab Sejarah Alkitab, Firman Allah yang Hidup Perlu ribuan tahun untuk menghasilkan Alkitab yang ditulis dengan latar belakang yang berbeda-beda. Apakah isi Alkitab bertentangan satu dengan yang lain? Siapa yang Alkitab ceritakan di setiap isinya? Perjanjian Lama, dengan Bahasa Ibrani Sebelum ditulis, kisah–kisah tentang Allah dan hubungannya dengan manusia dikisahkan turun temurun secara lisan. Setelah manusia mengenal tulisan sekitar tahun 1800 SM, maka kisah–kisah lisan tadi mulai dituangkan dalam tulisan. Tulisan paling tua dalam Alkitab Ibrani, mungkin berasal dari tahun 1400 SM – 1300 SM. Kitab Kejadian diduga ditulis pada tahun 1400 SM pada jaman Musa. Meski ada beberapa pendapat yang mengatakan bahwa kitab Kejadian ditulis ulang jauh setelah Musa meninggal. Sementara kitab yang paling muda dalam Alkitab Ibrani Perjanjian Lama ditulis sekitar abad kedua SM, seperti kitab Daniel. Kita dapat perhatikan bahwa rentang waktu penulisan keseluruhaan Perjanjian Lama membutuhkan waktu tidak kurang dari 1000 tahun, yang ditulis menggunakan Bahasa Ibrani. Semua kitab dalam Perjanjian Lama ditulis sebelum kelahiran Yesus, yang mana 97% isinya ditulis dalam bahasa Ibrani dan sisanya dalam bahasa Aram, seperti beberapa bagian dalam Kitab Daniel dan Kitab Ezra. Septuaginta Awalnya, Kitab-kitab Perjanjian Lama ditulis dalam bahasa Ibrani. Atas permintaan Raja Ptolomeus II dari Alexandria, Mesir dan juga karena perkembangan komunitas Yahudi di luar Palestina, maka pada abad ketiga SM, para sarjana Yahudi di kota Aleksandria, menerjemahkan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani, yang memang pada saat itu merupakan bahasa yang dipakai oleh orang Yahudi yang hidup di sekitar wilayah Laut Tengah. Alkitab terjemahan ini dikenal sebagai Septuaginta, biasanya disingkat dengan LXX yang berarti tujuh puluh. Diceritakan ada 72 sarjana Yahudi yang menerjemahkan Alkitab Ibrani ke dalam bahasa Yunani. Septuaginta ini lalu dipakai oleh orang Yahudi yang tersebar di seluruh wilayah kekuasaan Romawi. BACA JUGA Fakta Alkitab Sejarah Alkitab – Perusakan Rumah Ibadah di Zaman Alkitab Perjanjian Baru, dengan Bahasa Yunani Perjanjian Baru terdiri dari 27 kitab. Yesus dan para murid adalah orang Yahudi yang menggunakan bahasa Aram dan memakai Alkitab Ibrani. Rasul Paulus dan jemaat Kristen mula–mula menggunakan bahasa Yunani. Kedua puluh tujuh kitab yang sekarang ada dalam Perjanjian Baru ditulis dalam bahasa Yunani yang merupakan bahasa resmi kekaisaran Romawi saat itu. Kitab I Tesalonika adalah kitab paling tua dalam Perjanjian Baru, yang diperkirakan ditulis pada tahun 50 M oleh Rasul Paulus. Sementara kitab-kitab Injil Matius, Markus, Lukas dan Yohanes ditulis antara tahun 60 M sampai dengan tahun 100 M. Bahasa Aram di zaman Yesus BACA HALAMAN SELANJUTNYA ->Bahasa Aram di zaman Yesus Pada zaman Yesus, orang-orang Yahudi di Palestina umumnya berbicara dengan bahasa Aram, sedangkan bahasa Ibrani hanya digunakan oleh kalangan khusus dan untuk kepentingan ibadat. Sedangkan bahasa Yunani merupakan bahasa yang umum dipergunakan di wilayah Mediterania. Maka tak mengherankan bahwa Alkitab yang dipergunakan oleh para penulis kitab-kitab Perjanjian Baru adalah Alkitab terjemahan dalam Bahasa Yunani. Semua kitab-kitab Perjanjian Baru ditulis sejak awal dalam bahasa Yunani. Karena itu, Kanon Kitab Suci Septuaginta-lah yang dipakai Gereja Katolik sebagai Kanon Perjanjian Lama. Kanon Alkitab Alkitab yang kita kenal saat ini, pada awalnya merupakan tulisan-tulisan yang terpisah-pisah berdasarkan rentang waktu dan jaman penulisannya. Alkitab bertumbuh sebagai bagian dari proses seleksi yang disebut kanonisasi, berasal dari kata “kanon”. Kata kanon secara harfiah memiliki arti gelagah atau buluh. Dalam dunia kuno, gelagah digunakan sebagai tongkat pengukur atau kayu penggaris untuk membuat garis yang lurus. Kanon Alkitab maksudnya adalah peraturan, standar, ukuran yang dipakai untuk menentukan kitab-kitab yang diakui diilhamkan oleh Allah sendiri. Pada tahun 367, Uskup Athanasius dari Aleksandria memberikan arti teologis pada istilah kanon. Kata ini dipakai untuk menunjuk kepada Alkitab. Oleh karena itu, kanon didefinisikan sebagai daftar naskah kitab-kitab dalam Alkitab berjumlah 66 kitab yang telah memenuhi standar peraturan-peraturan tertentu yang diterima oleh gereja Tuhan sebagai kitab-kitab Kanonik, yang diakui telah diinspirasikan oleh Allah serta memiliki otoritas penuh dan mutlak terhadap iman Kristen. Dalam Kanonisasi Alkitab akan dibagi menjadi dua bagian yakni kanonisasi Tanakh Alkitab Perjanjian Lama dan Kanonisasi Perjanjian Baru. BACA JUGA Fakta Alkitab Mengungkap Sejarah Penerjemahan Alkitab Bahasa Indonesia Dari Jaman Belanda Kanon Alkitab Perjanjian Lama Perdebatan mengenai kanon Perjanjian Lama sangat sedikit dibandingkan dengan Perjanjian Baru. Orang-percaya yang berbahasa Ibrani mengenali utusan-utusan Allah, dan menerima tulisan-tulisan mereka sebagai diilhamkan oleh Tuhan. Ada beberapa hal yang bisa dijadikan rujukan landasan pengkanonan Perjanjian Lama, yaitu - Kanon dikaitkan dengan nubuat - Kanon dikaitkan dengan perjanjian covenant - Kanon Perjanjian Lama dipastikan melewati rujukan-rujukan Perjanjian Baru terhadapnya - Kitab dalam kanon Perjanjian Lama harus ditulis dalam bahasa Ibrani, pengecualian untuk kitab-kitab dalam Aramaik seperti Daniel pasal 2-7, dan beberapa bagian dalam kitab Ezra Ezra 48–618; 712–26. - Kemudian tulisan itu harus disahkan dengan penggunaan di kalangan komunitas Yahudi, contoh Kitab Ester dengan hari raya Purim yang memungkinkannya dimasukkan dalam kanon. Di samping itu, tulisan itu harus mengandung salah satu tema besar dalam Yudaisme, seperti pemilihan, atau perjanjian, dan harus ditulis sebelum zaman nabi Ezra, karena dipercayai bahwa wahyu Tuhan sudah berhenti sejak saat itu. Kanon Alkitab Perjanjian Baru BACA HALAMAN SELANJUTNYA ->Kanon Alkitab Perjanjian Baru Kanonisasi Perjanjian Baru dimulai oleh bapa-bapa gereja mula-mula. Klemen dari Roma mencatat paling sedikit delapan kitab Perjanjian Baru tahun 95. Ignatius dari Antiokhia mengenali sekitar tujuh kitab tahun 115. Polikarpus, murid Rasul Yohanes, mengakui 15 kitab tahun 108. Di kemudian hari Irenaeus mencantumkan 21 kitab tahun 185. Hippolytus mengakui 22 kitab tahun 170-235. Tahun 367, Uskup Aleksandria Athanasius menyusun daftar Alkitab Perjanjian Baru dengan jumlah 27 kitab yang kita kenal sebagai kitab-kitab Perjanjian Baru dalam Alkitab. Konsili Laodikea menjelaskan bahwa hanya Perjanjian Lama bersama dengan Apokripha dan 27 kitab-kitab Perjanjian Baru yang dibaca di gereja-gereja. Konsili Hippo tahun 393 dan Konsili Kartage tahun 397 juga meneguhkan ke 27 kitab yang sama sebagai kitab-kitab yang memiliki otoritas. Ada tiga prinsip yang dimiliki konsili-konsili ini dalam menentukan apakah suatu kitab Perjanjian Baru itu betul-betul diilhamkan oleh Roh Kudus. - Pertama, apakah penulisnya adalah seorang rasul atau memiliki hubungan dekat dengan seorang rasul - Kedua, apakah kitab itu diterima secara umum oleh Tubuh Kristus, dan - Ketiga, apakah kitab itu mengandung ajaran moral yang tinggi dan nilai-nilai rohani yang mencerminkan pekerjaan Roh Kudus Rentang waktu penulisan kitab-kitab yang kita kenal dalam Alkitab kita saat ini, memakan waktu sekitar 1500 tahun dari tahun 1400 SM-100 M. Bahkan proses pembentukannya menjadi Alkitab seperti yang kita kenal saat ini, membutuhkan waktu sekitar 1800 tahun 1400 SM - 367 M. Jika bukan karena kuasa Allah yang bekerja, maka mustahil terjadi pembentukan Alkitab yang membutuhkan waktu hampir 2000 tahun lamanya. Apa yang dilakukan oleh manusia dalam proses pengumpulan kitab-kitab Alkitab tidaklah sempurna, namun Allah, dalam kedaulatanNya, tanpa memandang kebodohan dan keras kepala kita, telah membimbing Gereja mula-mula untuk mengenali kitab-kitab yang diilhamkanNya. Yang paling menakjubkan, meski proses penulisan seluruh Alkitab terbentang dalam ribuan tahun, namun jika kita membaca secara teliti keseluruhan Alkitab, terlihat sangat jelas tentang kisah kasih Allah kepada manusia yang saling bertautan dari satu kitab ke kitab lainnya. Dengan mengetahui proses pembentukan Alkitab ini, menolong kita untuk tidak mudah digoyahkan dengan pendapat yang mengatakan bahwa kitab orang Kristen yang ada saat ini telah diselewengkan. BACA JUGA FaktaAlkitab Sejarah Alkitab, Penyusunan dan Penulisan Alkitab 3/3 Sumber Halaman Tampilkan per Halaman
Resource> Ensiklopedi Fakta Alkitab - Bible Almanac > 11. Orang Romawi. sembunyikan teks. Orang-orang Roma menghasilkan peradaban penting yang terakhir dari bagian Barat dunia kuno. Mereka membangun kebudayaan mereka di negeri yang sekarang dikenal sebagai Italia, tetapi meluas ke hampir semua bagian dari dunia yang dikenal pada zaman itu.
Itulahsekilas mengenai perkembangan dan aliran dalam Agama Kristen. Selanjutnya Catatan Adi akan membahas masing-masing aliran ini dalam postingan berikutnya, dimulai dari Katolik, Ortodoks, Protestan lalu Mesianik Yudaisme. Umat Kristen dikenal juga dengan semangat untuk maju dan mengembangkan ilmu pengetahuan.
KisahJeff dimulai pada bulan Mei 1991 ketika ia berlibur dengan Anna, istrinya. Mereka berhenti di Sharpsburg, Maryland, tempat terjadinya perang reinkarnasi di India, telah mengoleksi lebih dari 20 kisah tentang anak-anak yang secara baik dalam budaya Timur seperti Hinduisme dan Buddhisme, maupun pada budaya Barat yang
Budhakemudian menjadi salah satu agama tertua di dunia yang masih dianut oleh banyak orang hingga saat ini. Dalam perkembangan masa ini, agama budha kemudian menjadi semakin sempurna dengan unsur
Tanggapansaya: Dalam perkembangan filsafat pada lahirnya Gereja sangat banyak pandangan atau tokoh2 Gereja tapi melalui Filsafat maupun budaya yang ada akan pekabaran Injil bisa cepat berkembang dan tersiar di daerah-daerah lain, melalui situasi yang terjadi seperti kekaisaran yang tertip, bahasa yang sangat luas di mengerti suatu gabungan struktur yang
. re373x3eyk.pages.dev/601re373x3eyk.pages.dev/478re373x3eyk.pages.dev/961re373x3eyk.pages.dev/615re373x3eyk.pages.dev/699re373x3eyk.pages.dev/353re373x3eyk.pages.dev/574re373x3eyk.pages.dev/597re373x3eyk.pages.dev/677re373x3eyk.pages.dev/232re373x3eyk.pages.dev/69re373x3eyk.pages.dev/908re373x3eyk.pages.dev/836re373x3eyk.pages.dev/684re373x3eyk.pages.dev/971
kebudayaan di dalam alkitab telah dimulai pada saat