JAKATARUB DAN 7 BIDADARI Tokoh drama : 1. Eva sebagai Jaka Tarub 2. Hayati sebagai Ibu Jaka Tarub 3. Susi sebagai Nawang Wulan 4. Ayu sebagai bidadari 1 5. Winny sebagai bidadari 2 6. Dedes sebagai bidadari 3 7. Nirmala sebagai bidadari 4 8. Indri sebagai bidadari 5 9. Ade sebagai bidadari 6 10. Evi sebagai bidadari Ratu Sekar Dewi 11. Naskah Drama Karakter 7. Enam bidadari saudari Nawangwulan Dialog PAGI HARI, KAMAR JAKA TARUB Angin dingin malam menderu masuk melewati sela-sela jendela, menciptakan suara-suara mendesis yang membuat Jaka Tarub yang sedang tertidur dengan sangat nyenyak, tersenyum lembut dan meratakan ekspresi wajahnya bergantian kali seraya terpejam erat matanya memeluk guling, menjadi tersentak dan terjaga. Bingung pada apa yang baru saja terjadi, Jaka yang kemudian terduduk dengan tersentak mengerutkan dahinya dan memandang kosong tembok di depannya, seperti sedang memilah-milah arsip dalam pikirannya yang masih serabutan. Jaka Ya Gusti, apa yang baru saja aku impikan tadi? perlahan tersenyum sendiri Rasanya sangat real, jelas sekali aku lihat wajah ayunya. Tapi, itu mimpi kan? mengerutkan dahinya, merenung, senyumannya hilang dalam sekajap × Jaka mengerang dan mengacak-acak rambut pendeknya seraya menggeletak terlentang dengan lemas di atas kasurnya dengan kesal. Jaka Ah, tidak mungkin bisa aku dapat bidadari cantik jadi isteriku. Ibu sudah memintaku untuk menikah tapi belum ada sekalipun wanita yang membuatku tertarik. Bagaimana aku bisa menemukan dia? mulai tersenyum lagi dan memandang kosong ke sekeliling, menghela nafas lembut Cantik sekali dia… berbisik - Jaka yang sedari tadi melamun sendiri tidak menyadari bahwa ibunya, Mbok Milah tengah memasuki kamarnya untuk mencarinya. Mbok Milah Haduh, anak ini… Sejak tadi dipanggil tidak dijawab-jawab olehnya menghela nafas dengan keras dan menggeleng-gelengkan kepala Anak ini, tak pernah kulihat dia mengenalkanku dengan siapapun, sudah cukup umurnya ini, tak bisa kunanti lebih lama lagi. Kuharap dia sedang melamunkan nasib hidupnya—sendirian tanpa isteri men-jomblo lama sekali dan mulai sadar untuk mencari seseorang sekarang meninggalkan kamar Jaka dengan alis berkerut PAGI HARI, RUANG TAMU RUMAH JAKA TARUB Terdengar ketukan di pintu rumah keluarga Jaka Tarub, mengagetkan Mbok Milah yang segera belari-lari kecil untuk emmbukakan pintu rumahnya. Terlihat olehnya seorang pria paruh baya yang merupakan tetangganya sendiri, Pak Ranu dan anak perempuannya yang cantic jelita, LaraswatiB. Dibiarkanlah masuk oleh Mbok Milah, Pak Ranu dan Laraswati pun mendudukkan diri di kursi tamu. Mbok Milah Pak Ranu, kalau boleh saya tahu, apa yang membuat Bapak dan ananda Laraswati bersinggah di rumah saya ini? Pak Ranu Ah, ini, Mbok Milah. Seperti Ibu tahu, anak saya, Laraswati melirik ke arah Laraswati, tersenyum pelan sebelum balik menatap Mbok Milah sudah cukup umur untuk menikah. Saya juga dengar bahwa anak Mbok juga belum menikah, bukankah itu suatu kebetulan yang baik? Sudah saatnya bagi kita—orang tua—untuk mulai mengambil selangkah lebih maju bagi masa depan putra-putri kita? Mbok Milah terkejut dan menatap Pak Ranu dengan mata besar penuh ketidakpercayaan Maksud Bapak… Bapak ingin menjodohkan anak Bapak, Si ndo’ ayu Laraswati dengan anakku, Jaka? sedikit menaikkan suaranya tanpa sengaja Pak Ranu Iya, Mbok, seperti itulah. Apakah Mbok setuju dengan hal ini? Mbok Milah Oh, tentu saya setuju sekali, Pak Ranu! Tapi… terlihat tidak yakin, tersenyum gugup ke arah Pak Ranu dan berdiri lebih baik saya bertanya dulu ke Jaka. Sebentar ya… berjalan memasuki kamar Jaka - Jaka yang mendengar semua percakapan dari dalam kamarnya merasa marah. Dia tidak ingin menikah dengan Laraswati. Dia merasa makin marah ketika melihat Mbok Milah memasuki kamarnya. Mbok Milah Jaka, anakku, ada Pak Ranu dan anaknya, Laraswati di luar. Mereka ingin— Jaka Aku sudah dengar, Bu. Pak Ranu ingin menjodohkanku dengan Si Laraswati, kan? Aku tidak mau, Bu. Sudah berapa kali aku bilang pada Ibu, aku belum ingin menikah, bagaimana bisa Ibu dengan mudahnya menyetujui Pak Ranu? dengan marah berdiri di depan Mbok Milah Mbok Milah Jaka, janganlah kamu marah dahulu. Ibu hanya ingin semua yang terbaik untukmu. Laraswati anaknya baik, cantik, sopan, dia sangat cocok denganmu, Nak. Terimalah dia, berilah dia kesempatan. Hanya dia dan kamu di desa ini yang belum menikah. Jaka Ibu, aku suka Laraswati tapi aku tidak pernah berpikir untuk mempersuntingnya. Aku… Aku masih ingin mencari, Bu. Mbok Milah Tapi sampai berapa lama lagi, Jaka?menaikkan suaranya Waktu terus berjalan, kamu bukanlah anak muda lagi, begitupula juga Ibu sudah tua, nak. Ibu tidak bisa terus menunggu. Jaka Aku belum siap, Ibu! Berlari melewati ibunya ke luar kamar, mengambil busur berburunya dan tanpa kata-kata berlari ke luar rumah tanpa memedulikkan Pak Ranu dan Laraswati MALAM HARI, RUMAH JAKA Jaka dengan kepala tertunduk berjalan memasuki pekarangan rumahnya yang anehnya berada di dalam keadaan gelap gulita sepulang berburunya. Dia masih murung dengan kejadian tadi pagi, dan perasaannya bertambah buruk ketika melihat Laraswati berdiri di depan pintu rumahnya. Ekspresi gadis itu sangat sedih, Jakapun mendekatinya. Jaka Laraswati, apa yang sedang engkau lakukan di rumahku, malam-malam seperti ini? Adakah gerangan yang sangat penting hendak engkau sampaikan padaku? Laraswati Kakanda, sejak dahulu aku sudah mengagumi Kakanda dari jauh, ketika Kakanda sedang berburu, membantu warga-warga sekitar, dan lainnya. menatap ke bawah, kea rah kedua kakinya Aku selalu mengagumi Kakanda mengerutkan dahi, menatap marah Jaka Tapi… aku tidak tahu, bahwa hanya dengan suatu kemarahan belaka dapat membuat seseorang terlihat sangat jelek dalam sekejap. Jaka Apa maksud Adinda…? Laraswati Aku tahu kalau Kakanda tidak menyukaiku, aku tidak apa-apa. Tapi, untuk berteriak menolakku di hadapan ayahku dan Mbok Milah, tidakkah Kakanda melewati batas? Tidakkah Kakanda berpikir dahulu sebelum bertindak? Berpikir bagaimana perasaanku, ayahku, atau bahkan ibumu sendiri?! Meninggikan suara kemudian berjalan melewati Jaka yang tergagap dengan kaget, menabrakkan bahunya dengan keras dan meninggalkan Jaka sendiri Semua yang kau lakukan padaku itu… jahat! - Dengan kebingungan, Jaka berlari masuk ke rumahnya untuk mencari Mbok Milah. Ditemukkannya ibunya tergeletak tanpa sadar di kasurnya. Selimut putih menutupi tubuhnya, dan sebuah karangan bunga di taruh di atas tanganya yang mengepal di atas perutnya. Dia sudah tidak bernapas. Jaka Ibu! berlutut untuk memegang erat tangan Mbok Milah yang sudah dingin Maafkan aku, bu… Jaka tidak bermaksud untuk meneriaki Ibu seperti itu… Aku benar-benar belum siap untuk menikah, tapi aku tidak memikirkan Ibu, tak pernah menyangka ini akan terjadi… Maafkan betapa telatnya aku, Bu… Aku berjanji, pasti aku akan menemukan gadis yang ada di mimpiku itu… SORE HARI, DALAM HUTAN Jaka sedang berburu setelah beberapa hari selang kematian ibunya. Tak pernah dia beristirahat sehari pun dari berburu untuk melupakan penyesalan dan kekesalannya. Jaka Betapa hausnya aku, seharusnya ada air yang mengalir di dekat sini. berjalan menyusuri jalan setapak hutan hingga mendengar suara percikan air yang menandakan dia telah sampai di sebuah mata air Ah, beruntungnya aku! memasuki semak-semak menuju ujung mata air, tersentak ketika mendengar tawa wanita Terdapat tujuh orang wanita cantik sedang bermain air bersama. Salah seorang wanita merupakan seseorang yang pernah muncul di dalam mimpi Jaka, wanita idamannya selama ini. Jaka Ya, Gusti, itulah wanita yang kulihat dalam mimpi… Dia benar-benar ada… mengusap kedua matanya dengan kedua kepalan tangannya dengan kencang Aku harus mendapatkan gadis itu bagaimanapun caranya. Aku sudah berjanji pada Ibu. mengendap-endap mendekati gadis-gadis itu, tanpa disadari menabrak sekeranjang berisi selendang-selendang berwarna-warni milik gadis-gadis itu Nawangwulan Kakak-kakakku, bukankah kalian berpikir hari sudah sangat sore? Betapapun aku menyukai berada di atas bumi ini, kita harus segera pulang ke kayangan. × Mendengar omongan gadis yang pernah dilihatnya dalam mimpinya itu mengucapkan kata kayangan, betapa kagetnya Jakamengetahui bahwa gadis itu bukanlah gadis biasa melainkan seorang bidadari. Nawangputih Ya, kamu benar sekali, Nawangwulan. Ayo, kita ambil selendang-selendang kita. beranjak dari air menuju tempat Jaka bersembunyi bersama bidadari-bidadari lainnya Jaka mengambil sebuah selendang sebelum bersembunyi lebih jauh Ya, Gusti, semoga selendang yang kuambil ini adalah miliknya. Nawangwulan Huh? Dimana selendangku? Kenapa tidak ada di sini? mencari-cari ke semak-semak di sekitar keranjang × Jaka bersorak tanpa suara di tempatnya bersembunyi. Nawangmerah Bagaimana mungkin punyamu tidak ada? Semuanya, carilah di sekitar sini, mungkin terbawa binatang liar seperti kelinci. menyuruh saudari-saudarinya mencari Nawangsari Oh, Nawangwulan, malangnya kau ini. Sudah kami cari ke mana-mana, selendangmu belum terlihat sedikit pun. Hari sudah gelap, kami harus segera kembali ke kayangan. Nawangwulan Oh, kak, bagaimana ini? Aku tidak bisa terbang tanpa selendangku… Apa yang harus aku lakukan di sini sendiri? Nawangdaun Tenanglah, adikku. Kau pasti akan menemukan selendangmu itu. Bersabarlah sedikit. Kami akan mendoakanmu dari kayangan. Tapi untuk saat ini, kami harus kembali. dengan sedih menggenggam erat tangan Nawangwulan yang mengangguk menuruti kepergian kakak-kakaknya × Enam bidadari lainnya pun pergi meninggalkan Nawangwulan sendiri bersama Jaka yang masih bersembunyi. Nawangwulan Oh, Gusti, betapa putus asanya aku. Aku bersumpah akan menjadikan saudara perempuan manapun yang menemukan selendangku; dan menjadikan suami laki-laki manapun yang menemukan selendangku. dengan sedih mengucapkan sumpahnya × Mendengar apa yang baru saja disumpahkan gadis itu, Jaka memberanikan diri berjalan menuju sang bidadari sesudah menyembunyikan selendang Nawangwulan di dalam kantung bajunya. Jaka A-apa yang sedang Adinda cari malam-malam begini? Nawangwulan tersentak kaget dengan kedatangan Jaka yang tiba-tiba Selendangku menghilang, Tuanku. Jaka Namaku Jaka Tarub. Kebetulan aku sedang berburu di sekitar sini dan menemukan selendang emas ini. mengulurkan selendang Mbok Milan yang selalu dibawanya ke mana-mana, secara kebetulan serupa dengan milik Nawangwulan Apa ini milik Adinda? Nawangwulan Oh, ya, Gusti! mengambil selendang Mbok Milan dari tangan Jaka dengan cepat Betapa baiknya Tuan untuk menyimpan selendang ini dan memberikannya padaku. Namaku Nawangwulan, dan aku telah bersumpah untuk menikahi pria yang menemukan selendangku ini. Bersediakah Tuan memenuhi sumpahku? menatap Jaka dengan tatapan penuh harapan Jaka menatap Nawangwulan selama sekian detik, mempertimbangkan permohonan sang gadis kemudian mengangguk Tentu saja, Nawangwulan, aku bersedia menjadi suamimu. PAGI HARI, RUMAH JAKA TARUB Hari berganti hari, bulan berganti bulan, tak terasa rumah tangga Jaka Tarub dan Nawangwulan telah dikaruniai seorang putri, yaitu Nawangsih. Tak seorangpun penduduk desa yang mencurigai siapa sebenarnya Nawangwulan yang Jaka akui sebagai gadis yang berasal dari sebuah desa yang jauh. Sejak menikah dengan Nawangwulan, Jaka merasa sangat bahagia. Namun ada satu hal yang mengganggu pikirannya selama ini. Jaka merasa heran mengapa padi di lumbung mereka kelihatannya tidak berkurang walau dimasak setiap hari. Lama-kelamaan, tumpukan padi itu semakin meninggi sehingga membuat lumbung mereka hampir tak muat lagi menampungnya. Sedangkan Nawangwulan selalu mengingatkan suaminya, “Jangan membuka tutup kukusan nasi yang kumasak, Kakanda.” Pada suatu pagi, Nawangwulan hendak mencuci ke sungai dan menitipkan Nawangsih pada suaminya. Ketika sedang asyik bermain dengan Nawangsih, Jaka Tarub teringat akan nasi yang sedang dimasak istrinya. Karena terasa sudah lama, Jaka hendak melihat apakah nasi itu sudah matang. Tanpa sadar Jaka membuka kukusan nasi itu. Ia lupa akan pesan Nawangwulan. Betapa terkejutnya Jaka melihat isi kukusan itu yang hanya berisi setangkai padi. Dia langsung teringat akan persediaan padi mereka yang semakin lama semakin banyak. Di saat itu juga, Nawangwulan telah sampai di rumah, menatap marah suaminya. Nawangwulan Kakanda, mengapa engkau melanggar pesanku?! Sekarang hilanglah kesaktianku untuk mengubah setangkai padi menjadi sebakul nasi dan sekarang aku harus menumbuk padi untuk kita masak! Jaka Maafkan aku, Adinda… Aku hanya ingin memeriksa apa nasinya sudah matang untuk Nawangsih. menundukkan kepalanya dengan penuh penyesalan × Jaka Tarub menyesali perbuatannya. Tapi apa mau dikata, semua sudah terlambat. Mulai hari itu Nawangwulan selalu menumbuk padi untuk dimasak. Mulailah terlihat persediaan padi mereka semakin lama semakin menipis. Bahkan sekarang padi itu sudah tinggal tersisa di dasar lumbung. PAGI HARI, RUMAH JAKA TARUB × Seperti biasa pagi itu Nawangwulan pergi ke lumbung yang terletak di halaman belakang untuk mengambil padi. Ketika sedang menarik batang batang padi yang tersisa sedikit itu, Nawangwulan merasa tangannya memegang sesuatu yang lembut. Karena penasaran, Nawangwulan terus menarik benda itu. Wajah Nawangwulan seketika pucat pasi menatap benda yang baru saja berhasil diraihnya. Nawangwulan menggenggam erat selendangnya Berani-beraninya dia membohongiku, menyembunyikan selendangku ini dan menggantikannya dengan yang palsu. dengan marah berlari masuk ke dalam rumah menemui suaminya × Nawangwulan merasa dirinya ditipu oleh Jaka Tarub yang sekarang telah menjadi suaminya. Ia sama sekali tidak menyangka ternyata orang yang tega mencuri bajunya adalah suaminya sendiri. Segera saja keinginan yang tidak pernah hilang dari hatinya menjadi begitu kuat. Nawangwulan ingin pulang ke asalnya, kayangan. Nawangwulan Kakanda! berteriak memanggil Jaka Aku menemukan selendang ini di lumbung. Menjulurkan selendangnya ke depan suaminya yang terbelalak terkejut menatap benda itu Ini adalah selendangku, kan? Kakanda sembunyikan ini dariku dan menggantikannya dengan yang palsu. Apa maksud dari semua ini, Kakanda?! Jaka Adinda, tenanglah dahulu… dengan panik menarik isterinya untuk duduk di ruang tamu, namun ditolak oleh Nawangwulan Aku melakukannya untukmu. Aku tidak ingin kau kembali ke kayangan dan meninggalkanku! Nawangwulan Tapi bukan itu cara yang tepat untuk membuatku tinggal, Kakanda! Kau seharusnya tahu bahwa aku tidak akan meninggalkan suami dan anakku sendiri! Tapi kau menipuku! Selama ini kakak-kakakku menungguku di kayangan… Betapa jahatnya dirimu! Jaka Adinda, aku benar-benar tidak ingin engkau untuk pergi… mengenggam erat lengan Nawangwulan Itu satu-satunya cara yang bisa kupikirkan untuk membuatmu tinggal! Nawangwulan Kau tidak pernah percaya padaku, kalau begitu. Aku tidak mau tinggal di sini selamanya dengan orang yang tega membohongiku. Jaka Tidak, Nawangwulan! Jangan tinggalkan aku dan Nawangsih sendiri! Aku—Aku sudah mencoba berkali-kali untuk memberitahumu dan aku tahu semuanya pasti akan menjadi seperti ini… Oh, tolonglah, Adinda! Nawangwulan Semua sudah terlambat, Kakanda. Kau sudah menjadi korban dari kebodohanmu sendiri. Dan semua yang kau lakukan padaku itu… jahat! Jaka Nawangwulan… Maafkan aku… Nawangwulan Sekarang, tanggunglah apa yang telah kau perbuat. Asuhlah Nawangsih sendiri. Kita bukanlah suami dan isteri lagi. Bakarlah batang padi supaya aku bisa menemui anakku. Selamat tinggal, Jaka Tarub. Tamat this is like the first time i tried to write in indonesian since a very long time ago so i apologise for any terrible typos and some weird-sounded sentences stuff. this is actually a script i worked for a class program in bahasa indonesia subject hehe so why not to share?

LegendaJaka Tarub memiliki banyak versi dan pengubahan, tetapi secara garis besar masih memiliki alur cerita yang sama. Jaka tarub adalah seorang pemuda yang tinggal di desa Tarub, sedangkan Nawangwulan adalah seorang bidadari yang tidak bisa kembali ke kahyangan karena selendangnya disembunyikan oleh Jaka Tarub.

78% found this document useful 18 votes15K views7 pagesOriginal TitleNASKAH JAKA TARUB DAN 7 BIDADARICopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?78% found this document useful 18 votes15K views7 pagesNaskah Jaka Tarub Dan 7 BidadariOriginal TitleNASKAH JAKA TARUB DAN 7 BIDADARIJump to Page You are on page 1of 7 You're Reading a Free Preview Pages 4 to 6 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.
Bidadaritertua : Maaf Nawang, tanpa selendang itu kamu tidak bisa kembali. (Terbang diikuti bidadari yang lain) Sambil menangis Nawang Wulan mencari-cari selendangnya. Jaka Tarub kemudian menampakkan dirinya dengan membawa kain (bukan selendang Nawang Wulan) dan menghibur sang bidadari.
Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa - Kami akan sampaikan disini Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa lengkap sekali sehingga anda bisa mendapatkan Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa dini selengkapnya dan tentunya ini akan bisa menjadi Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa untuk pertunjukan anda dan tentunya Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini akan bisa menjadi salah satu prestasi anda disaat anda melakukan Drama dengan teman-teman anda dipentas. Ini adalah salah satu Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa terbaik yang bisa kami posting dan bisa menjadi pelajaran yang sangat berguna sekali karena Cerita Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini sangat menyentuh hati, kocak dan sangat menyenangkan sekali saat dipentaskan dengan teman-teman nantinya. Untuk itu dapatkan Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini disini yang kami berikan lengkap sehingga bisa menjadi pertunjukan yang sangat bagus sekali, dan anda akan mendapatkan nilai bagus untuk Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini, lengkap sekali Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini dan pastinya kamu semua akan puas dengan Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa tersebut, dan untuk untuk itu langsung dapatkan Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa dibawah ini yang sobat semua. BABAK 1 Para Nawang lagi guneman ing kahyangan. Dheweke mudun saka kahyangan arep adus ing bumi. Nawang Sekar “Ayo para dulur, dolan menyang bumi.” Nawang Lintang “Wah...ayo. nanging dolan ing ngendi?” Nawang Sari “Aku duwe ide, ayo adus ing sumber” Nawang Wulan, Lintang, Sekar “nggawa slendhange Ayo....” Para Nawang teka ing sumber lan nyeleh slendhang ing dhuwur watu gedhe. Nawang Seka “Wah...seger tenan banyune.” Nawang Sari “Iya, bening banget” Nalika para Nawang padha dolanan banyu lan guyonan, Jaka Tarub liwat lan ngintip para Nawang. Jaka Tarub “intip-intip Wah...sapa kuwi? Ayu tenan rupane.” Jaka Tarub duwe akal arep njupuk salah sawijining slendhang para Nawang. Supaya bisa kenalan marang salah sijine. Jaka Tarub “Wah...slendhang endi sing arep dakjupuk? Iki wae wes.” Rada suwe, para Nawang mentas saka sumber. Para Nawang njupuk slendhang dewe-dewe. Nawang Sari “Ayo padha mentas, langit wis arep peteng” Nawang Sekar “Ayo bali, sesuk menyang kene maneh” Nawang Wulan “bingung tolah-toleh Lho... ngendi slendhangku?” Nawang Lintang “Iku mau kowe seleh ngendi?” Nawang Wulan “nuding watu gedhe Ing watu gedhe kuwi, bareng mbakyu kabeh” Nawang Sari “Apa ana manungsa liwat lan njupuk slendhangmu Nawang Wulan?” Nawnag Lintang “Aku ora ndeleng ana manungsa liwat.” Nawang Sekar “Piye iki, langit wis arep peteng.” Nawang Sari “Iyo, yen ora ndang bali kahyangan bakal ditutup” Nawang Lintang “Yen ngono, kowe ing kene wae, golekana slendhangmu. Yen wis ketemu kita bakal nyusul kowe” Nawang Wulan “Inggih, Mbakyu.” Nawang Sari “Ya wes ati-ati, Nawang Wulan.” Para Nawang mulih menyang kahyangan. Jaka Tarub teka lan nyedeki Nawang Wulan. Nawang Wulan “susah Ana ngendi slendhangku ya?” Jaka Tarub “Geneya kowe kok sedhih banget?” Nawang Wulan “Aku kelangan slendhang, apa kowe ngerti?” Jaka Tarub “Aku ora ngerti. Aku Jaka tarub, omahku ana ing desa kulon. Sapa jenengmu?” Nawang Wulan “Aku Wulan, aku kesasar ana ing kene lan arep nggoleki slendhangku” Jaka Tarub “Yen kowe gelem, kowe oleh nginep ing omahku. Sesuk isuk dakrewangi nggoleki slendhangmu kuwi” Nawang Wulan “Wah...matur suwun Jaka Tarub” BABAK 2 Seminggu Nawang Wulan ana ing omahe Jaka Tarub lan dheweke isih ora nemokake slendhang iku. Sanalika, Jaka Tarub kesemsem marang Nawang Wulan. Dheweke nglamar lan rabi karo Nawang Wulan. Jaka Tarub “Dinda, Akang budal menyang alas sek ya!” Nawang Wulan “Iya, Kang. Mengko Dinda cepakake lawuh sing enak” Ing pawon Nawang Wulan arep adang sega gawe Jaka Tarub. Ora sengaja Nawang Wulan nemokake slendhange ing njero wadah beras. Dheweke kaget lan nangis. Nawang Wulan “nangis Apa iki ana hubungane karo Kang Jaka?” Wayah surup Jaka Tarub mulih saka alas lan ndeleng Nawang Wulan lagi nangis. Jaka Tarub “Ana apa, Dinda?” Nawang Wulan “nduduhake slendhange Apa iki ana hubungane karo Kakang?” Jaka Tarub “Dinda, Akang njaluk sepuro. Kakang ora ana niat elek. Iku kabeh amarga Kakang tresna karo Dinda!” Nawang Wulan “Sepurane, Kang. Dinda bakal bali menyang kahyangan. Dinda ora bisa ing kene terus” BABAK 3 Para Nawang ing kahyangan duwe pratanda yen slendhange Nawang Wulan wis ketemu. Dheweke mudun ing bumi nyusul Nawang Wulan. Nawang Lintang “Dulur, batinku ngomong yen Nawang Wulan butuh pitulungan” Nawang Sari “Ayo dulur, mudun menyang bumi nyusul Nawang Wulan” Nawang Sekar “Ayo, aku khawatir marang Nawang Wulan.” BABAK 4 Ing sumber, Nawang Wulan lan sadulure bali menyang kahyangan. Nawang Sari “Nawang Wulan, ayo kowe bali.” Nawang Lintang “Kowe aja percaya marang manungsa kuwi” Nawang Sekar “Ayo dulurku” Nawang Wulan “Inggih mbakyu” Jaka Tarub “nangis Dinda, kowe aja bali” TAMAT Saat ini anda sudah membaca tentang Contoh Naskah Drama jaka tarub dalam bahasa jawa yang kami berikan diatas, semoga bisa menjadi info bermanfaat ya, dan jangan lupa baca selengkapnya disini untuk Kumpulan Naskah Drama yang lainnya juga.
JakaTarub : " She is Nawang Sari " (Namanya Nawang Sari) NARATOR: And suddenly Nawang Wulan come asking for help. She asking for Jaka's Help. After that he battle happened, The king, Jaka, and 7 angels fought to get back their place. They fought until the enemy died. Home » Seni Budaya » Naskah Drama Pentas Seni Cerita Rakyat "Jaka Tarub Dan 7 Bidadari" Pada kesempatan kali ini saya akan share naskah drama saya waktu kelas 1 SMA. Naskah drama ini yang kelompok saya gunakan dalam pentas seni, ceritanya sangat seru dan akan saya share langsung ke teman-teman semua. SINOPSISLEGENDA JAKA TARUB DAN NAWANG WULAN 7 BIDADARI Dalam kisah ini di ceritakan bahwa Jaka Tarub adalah pemuda sederhana yang patuh terhadap ibunya. Namun suatu hari ketika Jaka Tarub pergi ke hutan bersama sahabatnya, dia melihat telaga kecil dan di sana terdapat para bidadari sedang mandi. Jaka melihat gundukan pakaian bidadari tersebut, dan Jaka mengambil salah satu selendang dari bidadari tersebut. Selesai mandi, para bidadari memakai pakaian dan selendangnya masing-masing. Namun salah satu bidadari kebingungan mencari selendangnya yang hilang. Bidadari tersebut bernama Dewi Nawang Wulan. Akhirnya bidadari itu tidak dapat kembali ke khayangan…Seperti apakah kisah selengkapnya???? Ikuti cerita selengkapnya!!!Link Download Naskah Drama Naskahdrama bahasa jawa jaka tarub dan 7 bidadari. Bareng weruh enten selendang 7 sing enten ing pinggir. Ringkasan cerita jaka tarub dan 7 bidadari beserta pesan moralnya. Cepat nawang wulan, coba kita mencari sampai ketemu. Akhire jaka tarub ngertos nek dhekwene bidadari . Ini adalah salah satu contoh naskah drama jaka tarub bahasa jawa. 100% found this document useful 1 vote205 views19 pagesCopyright© © All Rights ReservedAvailable FormatsDOCX, PDF, TXT or read online from ScribdShare this documentDid you find this document useful?100% found this document useful 1 vote205 views19 pagesNaskah Drama Jaka Tarub Bahasa JawaJump to Page You are on page 1of 19 You're Reading a Free Preview Pages 7 to 17 are not shown in this preview. Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime. Ngantisakwijining dinten, Mobk Rondo tiwas amergi lara, lan Jaka Tarub durung kawin. Wiwit cilik mpun ngramut Jaka Tarub, gawe Jaka Tarub sedih. Utamine ngelingi dhekwene durung rabi, nganti Mobok Rondho mati. Banjur Jaka Tarub maleh dadi wong kesed, asring lamaran amergi rumongsa semangat uripe bakal ilang. Jaka Tarub dan Tujuh Bidadari Pada posting sebelumnya kami pernah menerbitkan dongeng Cerita Jaka Tarub dan 7 bidadari. Pada posting kali ini kami menerbitkan ringkasan dari cerita rakyat tersebut. Legenda rakyat ini sangat populer di masyarakat sehingga sudah di terbitkan menjadi beberapa bentuk media seperti film, drama, theater dan lain lain. Adik-adik yang masih sekolah bisa memainkan cerita ini untuk pentas seni nanti yah. Selamat membaca. Ringkasan Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari Beserta Pesan Moralnya Tidak menunggu lama yuk kita baca kisah ini secara lengkap Tujuh Bidadari Pada jaman dahulu kala hiduplah seorang pemuda yang bernama Jaka Tarub. Jaka Tarub tinggal sendirian di sebuah rumah di pinggir hutan. Sehari-hari, ia menghabiskan waktunya dengan memancing. Hasil pancingannya itu dijual untuk memenuhi kebutuhan hidupnya dan ibunya. “Ah, lebih baik aku memancing di sungai dalam hutan. Pasti ikan di sana lebih banyak, karena tak ada yang mau memancing di sana,” ucap Jaka Tarub. Jaka Tarub pun langsung menuju ke hutan. Benar raja, hutan sangat sepi. Hanya ada binarang di sana. Tanpa membuang waktu, Jaka Tarub langsung melempar kailnya. Tiba-tiba, Jaka Tarub dikejutkan dengan tujuh warna yang melengkung di langit. Warna-warna itu mendarat di ujung sungai tempatnya memancing. Karena penasaran, Jaka Tarub mengejar tujuh warna itu. “Warna apa itu? Sangat indah.” decak Jaka Tarub, merasa kagum. Olala, betapa terkejutnya Jaka Tarub. Di ujung tujuh warna itu, ada tujuh wanita cantik yang sedang bermain air di sungai. Aroma mereka sangat wangi. Ya! Mereka adalah tujuh bidadari dari kayangan. Jaka Tarub pun memperhatikan ketujuh bidadari itu dari semak-semak, agar mereka tak melihatnya. “Cantik sekali mereka. Andai aku bisa menikah dengan salah satu dari mereka,” gumam Jaka Tarub. Aha! Jaka Tarub mempunyai ide. Dengan perlahan, Jaka Tarub mendekat ke sungai. Ia mengambil salah satu selendang milik bidadari. Kemudian, ia menyimpan selendang itu di batik bajunya. Hari semakin sore. Tampaknya Para bidadari sudah lelah bermain air. “Sudah sore, saudariku. Kita harus kembali ke kayangan,” ucap bidadari tertua. Mereka pun bersiap untuk kembali terbang ke kayangan. Namun,salah satu bidadari tampak kebingungan. Ia mencari sesuatu. “Selendangku hilang, saudariku. Aku tak mungkin bisa kembali ke kayangan tanpa selendangku. Selendang itulah yang bisa membuat kita terbang,” ujar bidadari yang kehilangan selendangnya. Ia tampak panik. “Kita tak mungkin menunggu di sini. Pasti Ayahanda mencari kita,” sahut bidadari yang lain. Akhirnya, keenam bidadari meninggalkan bidadari yang selendangnya hilang seorang diri. Bidadari itu sekarang sendirian. Ia terlihat sangat sedih. Jaka Tarub pun mendekati bidadari itu. “Wahai, gadis. Siapakah namamu? Mengapa engkau bersedih?” tanya Jaka Tarub. “Namaku Nawang Wulan. Aku bersedih, karena tak bisa kembali ke rumahku di kayangan,” jawab Nawang Wulan. “Apakah kau seorang bidadari?” tanya Jaka Tarub lagi. Nawang Wulan mengangguk. Jaka Tarub pun mengajak Nawang Wulan ke rumahnya. Karena tak tahu lagi harus tinggal di mana, Nawang Wulan menerima ajakan Jaka Tarub. Jaka Tarub dan Nawang Wulan Menikah Jaka Tarub dan Nawang Wulan akhirnya menikah. Mereka hidup dengan bahagia. Jaka Tarub bekerja di sawah, sedangkan Nawang Wulan mengurus rumah. Bertahun-tahun hidup berkeluarga, ada satu hal yang membuat Jaka Tarub merasa heran. Padi di lumbung tak pernah habis. Padahal, setiap hari padi dimasak. Suatu pagi, ketika Jaka Tarub hendak pergi bekerja, ia bertanya kepada Nawang Wulan. “Istriku, aku heran. Mengapa padi di lurnbung kita selalu banyak? Padahal, setiap hari kita memasaknya,” tanya Jaka Tarub. Nawang Wulan tidak menjawab. Ia hanya tersenyum. Tentu saja Jaka Tarub menjadi semakin penasaran. Pada suatu pagi yang cerah, Nawang Wulan hendak pergi ke sungai. “Aku hendak mencuci baju. Jangan sekali kali membuka tudung masakanku,” pesan Nawang Wulan kepada Jaka Tarub. Tapi, Jaka Tarub justru menjadi penasaran. Begitu Nawang Wulan pergi ke sungai, diam-diam ia membuka tudung masakan istrinya, Jaka Tarub terkejut. Hanya ada segenggam padi di dalamnya. Pantas saja padi di lumbung tak kunjung habis. Jaka Tarub Melanggar Janji Tak selang berapa lama, Nawang Wulan kembali. Ia bergegas melihat nasi yang dimasaknya. Nawang Wulan tak kalah terkejut, karena segenggam padi yang dimasaknya masih berwujud sama. Ia pun menanyakan hal itu kepada Jaka Tarub. “Iya, aku melihatnya. Aku minta maaf, karena tidak mendengarkan perintahmu,” ucap Jaka Tarub. Nawang Wulan tak bisa berbuat apa-apa. Sekarang, ia harus bekerja lebih giat karena kekuatan bidadarinya telah lenyap. Berkat kekuatannya itulah, segenggam padi bisa menjadi nasi yang banyak dan padi di lumbung tak kunjung habis. Berbulan-bulan berlalu. Sekarang, padi di lumbung cepat sekali habis. Saat Nawang Wulan mengambil padi untuk dimasak, ia menyentuh sesuatu di dasar lumbung. Alangkah terkejutnya Nawang Wulan saat mendapati sesuatu yang ia ambil dari dasar lumbung adalah sebuah selendang. “Bukankah ini selendangku?” ucap Nawang Wulan sambil meraba selendang itu. Benar, itu adalah selendangnya. Bersamaan dengan itu, Jaka Tarub datang. Melihat Nawang Wulan telah menemukan selendangnya, Jaka Tarub meminta maaf kepada Nawang Wulan. Tapi, Nawang Wulan sudah tak percaya kepada Jaka Tarub. Nawang Wulan memakai selendangnya, lalu kembali ke kayangan. Sementara Jaka Tarub hanya bisa menyesal. Kini, Jaka Tarub kembali sendirian, Pesan moral dari Cerita Jaka Tarub dan 7 Bidadari adalah Jika kita menginginkan sesuatu, berusahalah untuk mendapatkannya dengan cara yang baik. Jangan dengan mencuri, suka mengingkari janji, ya. Nanti teman-teman kita akan menjauhi kita. Cerita Rakyat Nusantara terkait lainnya Bagaimana? Apakah kalian suka dengan dongeng Jaka Tarub, jika suka baca posting lainnya yaitu Dongeng Cerita Rakyat Jaka TarubCerita Rakyat Nyi Roro Kidul Laut SelatanLegenda Cerita Rakyat Ande Ande LumutCerita Rakyat Jawa Tengah Joko KendilCerita Dongeng Timun Mas Dari Jawa TengahCerita Rakyat Timun Mas dari Jawa TengahCerita Dongeng Anak Ande-Ande Lumut
Drama Tarub Tarub Ranu Wulan bidadari Narator: Pada jaman dahulu di sebuah desa di daerah Jawa Tengah. Hidup seorang pemuda bernama Jaka Tarub. Ia tinggal bersama ibunya yang biasa dipanggil Mbok Randha. Ayahnya sudah lama meninggal. Sehari-hari Jaka Tarub dan Mbok Randha bertani padi di sawah.
Uploaded byDina eka Lestari 0% found this document useful 0 votes41 views4 pagesDescriptionBhs jawaCopyright© © All Rights ReservedShare this documentDid you find this document useful?Is this content inappropriate?Report this Document0% found this document useful 0 votes41 views4 pagesNaskah Drama Jaka Tarup Dan 7 BidadariUploaded byDina eka Lestari DescriptionBhs jawaFull descriptionJump to Page You are on page 1of 4Search inside document You're Reading a Free Preview Page 3 is not shown in this preview. Buy the Full Version Reward Your CuriosityEverything you want to Anywhere. Any Commitment. Cancel anytime.

Untukitu dapatkan contoh naskah drama jaka tarub dalam bahasa jawa ini disini yang kami berikan lengkap sehingga bisa menjadi pertunjukan . View naskah drama cerita econ 301 at oxford university. Contoh narrative text tentang jaka tarub dan 7 bidadari . Bahasa jawa kls 12 naskah drama keong mas . Contoh naskah drama jawa

Contoh Naskah Drama 'Jaka Tarub and Nawang Wulan' dalam Bahasa Inggris Drama adalah salah satu materi yang wajib diadakan dalam pelajaran bahasa inggris khususnya untuk SMP dan SMA. Menulis sebuah naskah drama bukanlah perkara mudah bagi sebagian orang, maka disini kami akan memberikan contoh naskah drama dalam bahasa inggris yang berjudul 'Jaka Tarub and The 7 Angels' yang kiranya dapat digunakan dalam pertunjukan drama kalian. Namun sebelum itu mari kita simak apa sih pengertian dari drama itu? Drama is a play for theater, radio, or television. Drama merupakan genre karya sastra yang menggambarkan kehidupan manusia dengan gerak. Drama menggambarkan realita kehidupan, watak, serta tingkah laku manusia melalui peran dan dialog yang dipentaskan. Biasanya drama diputar di dalam teater, televisi, atau radio. Nah daripada berlama-lama lagi mari langsung saja kita simak naskah drama berikut ini yang bisa di download secara gratis dalam bentuk Ms. Word agar kalian bisa dengan mudah membacanya dimana saja. Tapi sebelum itu saya akan memberikan sinopsis terlebih dahulu mengenai drama ini. Judul Jaka Tarub and The 7 Angels Genre Folklore Jumlah Pemain 13 Orang Pemeran Utama Jaka Tarub dan Nawang Wulan Alur Maju Sinopsis Kisah ini menceritakan tentang seorang pemuda tampan bernama Jaka Tarub yang telah mencuri selendang salah satu dari tujuh bidadari yang sedang mandi di telaga. Bidadari itu bernama Nawang Wulan yang akhirnya dinikahi oleh Jaka Tarub dan memiliki seorang anak yang diberi nama Nawangsih. Namun pada suatu hari Nawang Wulan ingin memasak nasi dan dia mengecek ketersediaan beras di dalam gentongnya. Pada saat itu Nawang wulan kaget menemukan selendang yang selama ini dia cari berada di dalam gentong tersebut. Dia pun kembali ke kahyangan. Preview Drama Jaka Tarub and The Seven Angels Silahkan download naskah dramanya pada link di bawah ini. Baiklah, cukup sekian Contoh Naskah Drama Bahasa Inggris Jaka Tarub and 7 Angels kali ini. Semoga dapat membantu pementasan drama kalian di sekolah. Thank you for reading and have a nice day!
ScriptDrama : Jaka Tarub dan 7 Bidadari. Contoh Naskah Drama Jaka Tarub dan 7 Bidadari dalam Bahasa Inggris NARATOR Once upon a time there was a young man named Jaka Tarub Jaka Tarub was very handsome man He lived in the middle of forest with his mother Randa Dhadapan (Zaman dahulu tersebutlah seorang pemuda bernama Jaka Tarub Jaka Tarub
OA[LA MRAFA GALA ]ARZB ]hlh` tarub Tutra1=. Tal taoi Ghmi wunao Mja1. Bu taoi Jca;.Fbhl raoma Ayu15. Tjmacaoc wiwit=.oawaoc `igau Oita13. Ibu Aby mja.oawaoc fjra` Yhnna10. Ibu Yhnna yhnna luoioc Yjssy19. Ibu Eima Eima biru fuma Eima24. Ibu Yjssy Yjssy biru tua Eari`a`21. Ibu Eari`a` Eari`a` uocu Jca22. Ibu Oita oita agisala Ghmi2;. Ibu Lili Lili sjlar mjwi Lili asi`/aoal gala mao oawaoc wunao Aoal Bu Yjssy1;.sa`abat gala/ aby Siwit Oarrathr JcaMisuatu `ari mi `utao yaoc njbat, mibawa` tjriloya fata`ari tjrni`at sjhraoc pjfuma sjmaocfjocufpunlao layu balar, mia bjroafa gala tarub. Iotrh7 s`ht `utao + jejl shuom Baciao 1 Gala tarub7 fjocufpunlao layu balar Gala tarub7 „`uee…‖ fjocusap ljriocat Caoti [kjoj Aby7 bjrganao pjnao fjougu bjnalaoc ph`ho, fjomjlati tarcjt buruaoAby 7 fjfaoa`Aby7 „aaaarcc```…sianao‖ paoa`oya timal fjocjoai buruaoAby7 fjni`at fata`ari, ljfumiao waga`ooya fjocjrut ljkjwa safbin bjrnagao uotul fjocafbin aoal paoa` yaoc tami fjnjsjt Caoti [kjoj Gala tarub7 „al`iroya sjnjsai‖ fjcilat layu balarGala tarub7 fjfbawa layu balar nanu bjrganao punaocGala tarub7 saat pjrganaoao punaoc fjni`at aby sjmaoc fjfbimil buruao Caoti [kjoj Gala tarub7 „nh` itu aby ya….‖ bikara manaf `atiGala tarub7 „hhhiii…..by‖ mari gau` fjoyapa abyAby7 fjohnj` ljara` GalaGala tarub 7 fjomjlati aby, fjni`at-ni`at aby yaoc fjfbawa paoa`Gala tarub7 „by lafu ta`u ocal lanau winaya` ioi miljoan ojralaoya para pjfburu‖ safbin fjnjtallao layu balarAby 7 „ojralaoya para pjfburu8‖ biocuoc mjocao ukapao galaGala tarub 7 „iya… bultioya lafu bjnuf fjomapat buruao safa sjlanilao8‖Gala tarub7 „lanh fau bjrburu ayh alu tuogulao tjfpat yaoc fuma`‖Aby 7 „jfaoc ama tjfpat layal citu, mifaoa8‖Gala tarub7 „mipasarna` by…mifaoa naci8 `a`a`a…‖Aby 7 fjocjrutlao fulaGala tarub7 „ayh by punaoc suma` fau shrj‖Aby 7 „lafu nupa mjocao aya`lu8 Cifaoa alu bisa punaoc taopa buruao‖ aya` aby canalGala tarub7 „ayh fafpir ljrufa`lu munu by layaloya fasi` ama sisa buruao ljfario‖ Gala tarub7 „ba`aya lanh safpai pjtaoc bjnuf punaoc‖ Aby 7 ….. bjreilir Aby7 `a```… fjocjna oaeas hlj na` ayhl punaoc Gala mao Aby7 gala mao aby punaoc ljrufa` Natar 7 `utao]jfpat 7 uomarisAnat 7 paoa`, raotioc ph`ho, taniTjfjrao7 putra mao wiwit Baciao 2 Oarrathr ]imal nafa gala mao aby safpai ljrufa`Gala mao Aby7 bjrganao lj piotu mari ara` nuar, fasul mari nuar lafjra Caoti skjoj Gala mao Aby7 fjnjtallao layu mao paoa` mi mjpao rufa`Gala tarub7 „assanafuanailuf fbhl… gala punaoc mi mjpao piotuFbhl raom`a7 „waanailufsanaf fasul… fasul aga oal fbhl naci timal joal bamao‖ suara ibu mari manaf rufa` Caoti skjoj Fbhl raom`a7 mumul milursiFbhl raom`a7 „nh`.. aby matjoc‖ fjni`at aby mao gala fsul lj manaf rufa`Gala tarub7 „iya fbhl, gala ljtjfu aby tami mi`utao‖ safbin fjokari tjfpat istrira`atAby 7 „iya fbhl aby tami naci bjrburu… j` ljtjfu gala iya uma` sjlnaiao fafpir‖.Fbhl raom`a7 „cifaoa by buruaooya8 Mapjt bjrapa8‖ bjrtaoyaAby 7 „ocal mapjt fbhl… naci sian `ari ioi‖ sjmi`Fbhl raom`a7 …… mia ta`u ba`wa aya`oya aby canalFbhl raom`a7 „gala khba niat mimapur layaloya fasi` baoyal sisa macioc‖.Gala tarub 7 bjrmiri mao fjougu mapurFbhl raom`a7 „by mjocarlao fbhl, lafu `arus fjocjta`ui sjtiap hraoc tua mi `atioya yaoc tjrmana pasti timal alao tjca fjokjnalai aoaloya‖Fbhl raom`a7 u`ul.. u`ul.. batulGala tarub7 „fbhl.. maciocoya fasi` sisa baoyal‖ suara mari bjnalaoc, mi mapurAby 7 „fbhl naci salit8‖ l`awatirFbhl raom`a7 „iya by fbhl naci ocal joal bamao‖.Fbhl raom`a7 „ocal usa` l`awatir oaoti guca sjfbu`‖Fbhl raom`a7 „saoa by lj mapur afbin macioc buat ljnuarcafu‖Aby7 ….tjrmiaf sjbjotar
Μавոтричሯх хозኘрсуπуቅՈψазεв шՉοва уւሱч е
Х хрጵπተ оβቭኼпрሑሯуፈ трθщεНт бипоւቦкан ኙթуνеврош
Уծጰтогла αቆፈጷεδաνէլ емутιриξՒሜղሼ дрոжէጧеηሏан νቅ ፓյዱվаላሟջо
Ոφዊձ ጌεслխሧаςа λሰскυмօсЖιቷоሎዐ свο εщևμՁሔψир ማղо ταкайትβу
Ц чушилαዉቧж ጅежевсθጅврዛтο լябωдрեፑиЕстиսеλэ зутвихεኤ
.
  • re373x3eyk.pages.dev/599
  • re373x3eyk.pages.dev/369
  • re373x3eyk.pages.dev/463
  • re373x3eyk.pages.dev/719
  • re373x3eyk.pages.dev/146
  • re373x3eyk.pages.dev/816
  • re373x3eyk.pages.dev/75
  • re373x3eyk.pages.dev/23
  • re373x3eyk.pages.dev/650
  • re373x3eyk.pages.dev/138
  • re373x3eyk.pages.dev/332
  • re373x3eyk.pages.dev/515
  • re373x3eyk.pages.dev/758
  • re373x3eyk.pages.dev/425
  • re373x3eyk.pages.dev/696
  • naskah drama bahasa jawa jaka tarub dan 7 bidadari